SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Komitmen Jawa Timur untuk mendukung ketahanan pangan nasional terus diperkuat. Salah satunya melalui percepatan program peremajaan tebu rakyat yang diyakini menjadi langkah strategis menuju swasembada gula nasional pada 2026.
Langkah ini ditegaskan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat memimpin Rapat Koordinasi bersama jajaran Direksi PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa malam (22/7). Rapat tersebut secara khusus membahas kesiapan pelaksanaan program bongkar ratoon atau pembongkaran tebu tua dan penanaman kembali di lahan milik petani rakyat.
Didampingi Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak dan Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, Gubernur Khofifah menyatakan kesiapan penuh Pemprov Jatim untuk menyukseskan program nasional ini. Apalagi, saat ini lebih dari setengah produksi gula nasional—yakni 51,87 persen—bersumber dari Jawa Timur.
“Dengan luasan lahan tebu kami yang mencapai 238 ribu hektare, kami siap menjalankan semua detail rencana yang telah disiapkan pemerintah pusat,” ujar Khofifah. Ia juga menambahkan bahwa hasil koordinasi ini akan segera ditindaklanjuti bersama para kepala daerah se-Jatim untuk mempercepat implementasi di lapangan.
Berdasarkan data dari PT SGN, target peremajaan dan perluasan lahan tebu nasional tahun 2025 seluas 100 ribu hektare, dengan Jawa Timur mengemban tanggung jawab terbesar: sekitar 70 persen atau 69.769 hektare.
Khofifah juga menekankan pentingnya kepastian bagi petani, khususnya dalam hal pembelian hasil panen. Menurutnya, jaminan harga komersial dan kejelasan offtaker perlu dijamin secara hukum agar petani tebu mendapat kepastian usaha.
“Petani butuh kontinuitas dan jaminan. Jangan sampai mereka ragu soal siapa yang akan membeli tebunya dan berapa harganya. Ini perlu ada landasan kuat dari pemerintah pusat,” tegasnya.
Ia pun berharap agar pembagian lahan dan dukungan fasilitas dilakukan secara adil, dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah dan kedekatan dengan pabrik gula setempat.
“Daerah yang memiliki areal kebun tebu luas jangan sampai dibagi kecil-kecil. Ini penting agar tampak ada keadilan dalam perlakuan terhadap petani,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT SGN Mahmudi mengapresiasi langkah cepat Pemprov Jatim. Ia menyebut ekosistem yang dibangun Gubernur Khofifah sangat mendukung target swasembada dalam waktu yang singkat.
“Target 100 ribu hektare dalam lima bulan memang tidak ringan, tapi dengan sinergi bersama pemprov dan petani, kami optimistis bisa tercapai,” ucap Mahmudi.
Sebagai informasi, sejumlah pejabat turut hadir dalam rakor ini, di antaranya Plt Dirjen Perkebunan Kementan RI Dr. Abdul Roni Angkat, Staf Khusus Kementan Haris Darmawan, serta jajaran OPD terkait di lingkungan Pemprov Jatim.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin