LOMBOK TENGAH, RadarBangsa.co.id – Pertamina Mandalika International Circuit, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali menjadi pusat perhatian dunia otomotif. Pada 9–11 Mei 2025, sirkuit kebanggaan Indonesia ini menjadi tuan rumah putaran kedua GT World Challenge Asia 2025, ajang balap mobil internasional bergengsi yang diikuti pembalap dari berbagai negara.
Gema mesin berteknologi tinggi, atmosfer kompetitif, dan ketegangan adu kecepatan menjadi pemandangan utama selama akhir pekan balapan. Namun di balik sorotan publik dan gegap gempita arena balap, ada peran vital yang tak kalah penting: tim medis.
Salah satu elemen penting yang memastikan kelancaran dan keamanan selama event adalah Medical Center, yang tahun ini diperkuat oleh Tim NTB Med’X RSUD Provinsi NTB. Tim ini tergabung sebagai bagian dari upaya penyelenggaraan layanan kesehatan yang optimal selama gelaran berlangsung.
Dalam upaya memberikan layanan medis darurat yang cepat dan tepat, panitia telah mengerahkan 27 tenaga medis profesional. Mereka terdiri atas 1 dokter spesialis kedokteran olahraga, 2 dokter spesialis emergensi medis, 1 dokter umum, 23 perawat terlatih di bidang kegawatdaruratan motorsport
Menurut penjelasan dr. Mokh. Rachmad Abadi, Sp.KO, atau yang akrab disapa dr. Radi, tenaga medis ini berasal dari berbagai institusi kesehatan di NTB yang telah diseleksi dan dilatih khusus untuk kebutuhan balapan.
“Sebanyak 13 orang berasal dari RSUD Provinsi NTB, 3 dari RSUD Kota Mataram, 2 dari Emergency Link Indonesia, 7 dari Stikes Mataram, 1 dari Poltekkes Kemenkes Mataram, dan 1 dari RS Unram Mataram,” ujar dr. Radi, Jumat (9/5/2025).
Sebagai bagian dari tim yang bertugas dalam Medical Car, para petugas medis diwajibkan mengenakan wearpack balap khusus yang tahan api dan bersertifikasi FIA (Fédération Internationale de l’Automobile).
“Kami mengikuti standar internasional. Tidak hanya pembalap yang dilindungi, tim medis pun harus memiliki perlindungan maksimal ketika melakukan pertolongan langsung di lintasan,” jelas dr. Radi.
Sebelum terjun ke lapangan, seluruh personel medis telah menjalani pelatihan ekstrikasi, yaitu teknik penyelamatan pembalap dari dalam mobil ketika terjadi insiden. Pelatihan ini menggunakan 7 tipe mobil balap asli yang digunakan dalam lomba GT World Challenge.
“Ada lima teknik ekstrikasi berbeda yang kami latih. Setiap mobil punya karakteristik tersendiri, sehingga tim medis harus benar-benar memahami cara evakuasi tanpa menimbulkan risiko tambahan bagi pembalap yang terluka,” terang dr. Radi.
Pelatihan ini dilaksanakan sejak sebelum dimulainya event, dan tim mulai bertugas secara penuh sejak Kamis, 8 Mei hingga Minggu, 11 Mei 2025.
Tingginya kesiapan tim medis NTB tidak terlepas dari pengalaman internasional yang telah mereka ikuti sebelumnya. Pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025, beberapa anggota tim telah mengikuti dan belajar langsung dari pelaksanaan Intercontinental GT Challenge – Bathurst 12 Hours di Australia.
“Di sana kami belajar alur kerja medis dalam balapan, termasuk bagaimana memberikan layanan dalam kondisi normal maupun dalam situasi ekstrem seperti endurance race selama 12 jam,” ujar dr. Radi.
Dengan persiapan yang matang dan tenaga medis berstandar internasional, Provinsi NTB menunjukkan komitmennya dalam mendukung suksesnya event otomotif dunia. Tidak hanya dari sisi infrastruktur dan teknis balapan, namun juga aspek keselamatan dan kesehatan.
Event GT World Challenge Asia 2025 bukan hanya ajang balap bergengsi, tetapi juga momentum bagi NTB untuk memperlihatkan kapasitasnya sebagai tuan rumah event internasional dengan standar profesional di semua lini.
Penulis : Aini
Editor : Zainul Arifin