LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Isu kekurangan air yang terus berulang setiap musim kemarau di Kabupaten Lamongan kembali menjadi sorotan publik. Meski sudah beberapa kali terjadi pergantian kepala daerah yang menjabat sebagai Bupati Lamongan, permasalahan ini belum juga mendapatkan solusi nyata. Hingga saat ini, masyarakat masih merasa pemerintah daerah seolah tidak serius menangani masalah tersebut.
Permasalahan ini akhirnya memunculkan gerakan protes dari masyarakat. Puluhan pendemo dari Gerakan Pemuda Nasionalis Demokrasi (GPND) menggelar aksi damai di depan Gedung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, Jawa Timur, pada Rabu (11/09/2024).
Dalam aksi tersebut, para demonstran berjalan kaki sambil membawa berbagai poster yang berisi tuntutan perbaikan infrastruktur dan penyelesaian masalah kekeringan air di wilayah Lamongan.
Tidak hanya soal air, para demonstran juga menyoroti kondisi infrastruktur jalan di Kabupaten Lamongan yang semakin memprihatinkan.
Menurut mereka, program Jamula yang diinisiasi pemerintah terindikasi adanya praktik korupsi, mengakibatkan infrastruktur jalan yang seharusnya dibenahi justru terbengkalai.
Salah satu orator dalam aksi tersebut, Iqbal, dengan lantang menyampaikan keluhan masyarakat terkait jalan rusak dan kurangnya perhatian pemerintah.
“Banyak jalan di wilayah selatan Lamongan yang belum diperbaiki. Kami mewakili masyarakat yang merasa diabaikan oleh Pemda Lamongan. Sudah berulang kali kami melakukan aksi protes, tapi belum ada realisasi yang kami harapkan,” ujar Iqbal.
Lebih lanjut, Iqbal juga menyoroti dampak jalan rusak terhadap keselamatan warga.
“Banyak korban kecelakaan yang jatuh akibat kondisi jalan yang tidak layak. Namun sampai saat ini, pemerintah Kabupaten Lamongan tidak menunjukkan empati. Percuma saja perwakilan dari PUPR menemui kami jika tidak ada tindak lanjut. Jalan di Lamongan bagian selatan masih rusak parah, dan pemerintah kabupaten hanya melakukan pencitraan,” tegasnya.
Iqbal menambahkan bahwa masyarakat tidak hanya menuntut perbaikan jalan, tetapi juga penerangan jalan yang masih minim di beberapa wilayah.
“Lampu penerangan jalan di banyak wilayah belum dipasang. Kami hadir di sini sebagai bentuk kepedulian dari masyarakat Lamongan selatan. Kami tidak butuh pencitraan, kami butuh kinerja nyata,” tambahnya.
Tuntutan demonstran yang disampaikan dalam aksi tersebut cukup jelas: perbaikan jalan, pemasangan penerangan jalan, dan penyelesaian masalah kekeringan air yang telah lama menghantui masyarakat.
“Selama ini, pemerintah hanya mengirimkan tangki air untuk mengatasi kekurangan air, tapi itu tidak cukup. Masyarakat butuh solusi yang lebih permanen. Kami akan terus turun ke jalan jika tuntutan ini tidak dipenuhi,” harap Iqbal.
Menanggapi aksi protes tersebut, perwakilan dari Pemkab Lamongan, Joko, menemui para demonstran untuk memberikan tanggapan. “Kami memahami tuntutan rekan-rekan semua. Saat ini, enam ruas jalan di Lamongan sudah mulai dibangun, dan kami terus berupaya memperbaiki infrastruktur yang ada. Untuk penerangan jalan, kami sudah mengajukan proposal ke pemerintah pusat dan diharapkan bisa terealisasi dalam waktu dekat,” terang Joko.
Selain itu, Joko juga memberikan penjelasan terkait masalah kekeringan air yang dihadapi oleh masyarakat Lamongan.
“Kami telah bekerja sama dengan pemerintah Mojokerto untuk proses penyediaan sumber air bersih bagi wilayah-wilayah yang terkena dampak kekeringan. Upaya ini memerlukan waktu, tapi kami berkomitmen untuk terus mencari solusi terbaik bagi masyarakat Lamongan,” tambahnya.