MERAUKE, RadarBangsa.co.id – Atlet gantole Sumatera Barat, Khaidir Anas yang mengalami insiden jatuh saat berlaga di kelas A Lintas Alam Lapangan Advent Doyo Baru PON Papua XX 2021 pada Minggu sekitar pukul 12.50 WIT harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Youwari di Kota Jayapura.
Pelatih gantole Sumbar Philips R Sakti saat dihubungi dari Merauke, Minggu mengatakan, setelah mengalami insiden Khaidir sudah mendapatkan perawatan intensif. Khaidir juga sudah menjalani tes radiologi dan hasilnya memang ada tulang punggung yang merenggang.
Selain itu saat terjatuh, lanjutnya yang mendarat pertama kali ke tanah dalah keningnya sehingga menyebabkan lecet dan lebam. Selain itu karena shock, ia juga mengalami sesak nafas sehingga diberikan oksigen.
“Hasil ini tentu membuat Khaidir Anas tidak dapat melanjutkan pertandingan di kelas A untuk kategori lintas alam,” kata Philips.
Dirinya berharap semoga kondisi Khaidir tidak terlalu parah dan bisa membaik dalam waktu yang cukup dekat.
Philips menduga penyebab jatuhnya atlet Sumbar itu bukan karena faktor angin yang kencang, melainkan karena menggunakan layangan yang baru dengan teknologi canggih untuk perlombaan siang tadi.
“Alat ini memiliki mobilitas yang tinggi dan juga liar untuk dikendalikan. Selain itu alat ini mampu membuat atlet menyelesaikan kategori lintas alam dalam waktu yang cepat,” kata dia.
Persoalannya, alat ini belum sering digunakan oleh Khaidir Anas dalam latihan. Dulu pernah ingin digunakan untuk aero touring yakni dengan ditarik gantole bermotor namun gagal. Kemudian sewaktu di Banten ada perlombaaan, ia sudah mendaftar namun saat akan bertanding motor penarik gantole rusak.
“Saat di PON Papua ini ada waktu untuk latihan jelang tanding namun Khaidir tidak mendapatkan jadwal tersebut dan layangan itu digunakan pada perlombaaan tadi,” kata dia.
Ia mengatakan karena layangan yang liar membuat dia jatuh dan merusak rumah warga yang ada di dekat lapangan tersebut. Menurut dia, Khaidir beruntung karena tidak jatuh ke jalan aspal yang dilalui kendaraan karena dampaknya lebih fatal.
“Saya sudah mengingatkan untuk menggunakan layangan yang lama saja namun sebagai pelatih tidak mau memaksakan kehendak. Saya berharap dia segera sembuh dan tidak memberikan dampak kepada rekan lainnya,” kata dia.
Jatuhnya Khaidir bisa memberikan pengaruh kepada rekannya Rijalul Fathoni yang juga berlaga di kelas yang sama dan pada saat pertandingan, Rijalul dinyatakan Do Not Fly (DNF) karena tidak memenuhi jadwal terbang yang diberikan panitia.
“KIta berharap setelah malam ini atlet bisa beristirahat dan segar kembali untuk memberikan yang terbaik. Terutama esok ada kelas B yakni NSR Yalatif yang memberikan emas untuk Sumbar di kategori ketepatan mendarat dan untuk lintas alam saat meraih emas di PON Jabar 2016,” kata dia.
Sumber: ANTARA