SIDOARJO, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyalurkan bantuan sosial (bansos) senilai Rp 4,9 miliar kepada masyarakat Kabupaten Sidoarjo. Penyerahan berlangsung di Pendopo Delta Wibawa, Jumat (22/8/2025).
Khofifah menegaskan bahwa program ini bukan sekadar bantuan finansial, melainkan upaya memperkuat ketahanan sosial-ekonomi masyarakat sekaligus mencegah mereka terjebak rentenir maupun pinjaman online (pinjol) ilegal. “Harapannya adalah mereka terhindar dari rente dan pinjol ilegal. Bansos ini bagian dari ikhtiar kita menjaga ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat rentan,” ujarnya.
Bansos tersebut berasal dari tiga sumber: Dinas Sosial Provinsi Jatim sebesar Rp 3,96 miliar, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Jatim Rp 920,5 juta, serta kontribusi BUMD Jatim Rp 25 juta. “Hari ini titik ke-27 dari 38 kabupaten/kota. Total Rp 4,9 miliar kami salurkan, dengan harapan bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” jelas Khofifah.
Bantuan dari Dinas Sosial antara lain dialokasikan untuk Program Keluarga Harapan Plus (PKH Plus), Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD), bantuan bagi buruh pabrik rokok lintas wilayah, alat bantu mobilitas untuk lansia dan penyandang disabilitas, hingga tali asih bagi pilar sosial. “Lansia rentan ini kalau tidak diintervensi mereka akan drop, sehingga ketahanan sosial dan ekonomi mereka harus dijaga,” tambahnya.
Selain itu, terdapat program baru yang diluncurkan pada April 2025, yaitu KIP Jawara untuk keluarga yang kehilangan tulang punggung ekonomi. “Yang bersifat pemberdayaan misalnya adalah KIP Jawara, karena ini mendorong ekonomi inklusif,” kata Khofifah.
Sementara itu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa menyalurkan bantuan kepada tiga BUMDes, dua desa berdaya, dan empat desa penerima program Jatim Puspa. Adapun BUMD Jatim menyalurkan zakat produktif Rp 25 juta untuk 50 pelaku usaha ultra mikro. “Zakat produktif ini untuk PKL, penjual gorengan, penjual cendol. Mereka kita dorong agar punya tambahan modal,” jelas Khofifah.
Ernawati (42), salah satu penerima bansos ASPD, mengaku sangat terbantu. Ia merawat anak dengan disabilitas berat dan hanya mengandalkan satu sumber penghasilan keluarga. “Terima kasih Bu Khofifah atas bantuan yang diberikan, benar-benar sangat bermanfaat buat kami. Bisa dipakai untuk berobat, apalagi saya tidak bisa kerja penuh karena harus menjaga anak saya,” tuturnya.
Khofifah berharap bansos ini menjadi penguat daya tahan ekonomi warga rentan. Ia menekankan agar program ini dipahami sebagai bentuk perlindungan sosial sekaligus strategi pencegahan. “Kalau mereka sudah kita intervensi lewat bansos dan pemberdayaan, maka mereka tidak lagi punya alasan untuk mencari pinjaman dari rentenir maupun pinjol ilegal,” katanya.
Dengan penyaluran di Sidoarjo, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melanjutkan komitmennya dalam program perlindungan sosial yang secara bertahap digulirkan di seluruh kabupaten/kota di
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin