Khofifah : Penurunan Kemiskinan Ekstrem di Jatim (2020-2023) Menyisakan 0,82%, Sembilan Daerah Bebas Kemiskinan

- Redaksi

Jumat, 15 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, menyambut gembira hasil perhitungan estimasi angka kemiskinan ekstrem tingkat kabupaten/kota di Jawa Timur yang dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Dalam surat Kemenko PMK tertanggal 26 Februari 2024 tersebut, disebutkan bahwa terdapat 9 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan persentase kemiskinan ekstrem 0% (nol persen) dan jumlah penduduk miskin ekstrem 0 (nol). Sembilan kabupaten/kota tersebut masing-masing adalah Kota Batu, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, Kota Malang, Kota Blitar, Kabupaten Magetan, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Ponorogo.

“Alhamdulillah, kabar ini melengkapi kegembiraan saya dan Mas Emil Dardak di akhir kepemimpinan kami sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Artinya, apa yang kami upayakan dengan berbagai program efektif berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur,” ungkap Khofifah di kediamannya di Kota Surabaya, Jum’at (15/3/2024).

Khofifah menerangkan, dalam tiga tahun terakhir (2020-2023), angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur turun secara signifikan sebesar 3,58% atau 1.480.140 jiwa. Kemiskinan ekstrem di Jatim turun drastis dari 4,4% atau setara dengan 1.812.210 jiwa pada 2020 menjadi 0,82% atau 331.980 jiwa pada Maret 2023, sehingga Jatim menerima penghargaan insentif fiskal.

“Alhamdulillah, Jawa Timur memperoleh insentif fiskal sebesar Rp6,215 miliar. Insentif tersebut akan dimaksimalkan untuk berbagai program dengan sasaran masyarakat miskin. Mulai dari padat karya tunai, pengadaan air bersih di desa rawan kekeringan, pasar murah untuk menekan inflasi, bantuan langsung tunai untuk penyandang disabilitas, dan bantuan permakanan bagi PMKS di Panti Sosial,” terangnya.

Khofifah menyebutkan berbagai terobosan yang dilakukan pemerintahannya dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem tersebut. Disebutkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur menginisiasi Penghapusan Kemiskinan Ekstrem melalui bantuan sosial bagi 22.186 keluarga miskin ekstrem di 15 Kabupaten/Kota, masing-masing keluarga mendapatkan bantuan senilai Rp.1.500.000 yang digunakan sebagai modal usaha.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga menginisiasi Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Sejak tahun 2019 hingga 2023, telah dilakukan renovasi terhadap 33.745 unit rumah dengan total anggaran sebesar 402 Miliar Rupiah, bekerjasama dengan Kodam V Brawijaya dan Lantamal V Surabaya. Program Elektrifikasi atau penyambungan listrik bagi 16.780 Rumah Tangga Miskin juga telah dilaksanakan dalam rentang waktu yang sama (2019 hingga 2023).

Penurunan kemiskinan ekstrim di Jawa Timur juga didorong oleh peningkatan pendapatan penduduk miskin yang melalui kegiatan usaha produktif yang didukung adanya permodalan UMKM. Beberapa program tersebut diantaranya Prokesra dengan plafon maksimal Rp. 50 juta per debitur, telah terealisasi pinjaman murah bagi 8.941 Usaha Mikro Kecil (UMK) dengan subsidi bunga, Sehingga pelaku usaha ultra mikro dan mikro hanya menanggung beban bunga pinjaman 3 prosen per tahun dengan jangka kredit maksimal 36 bulan.

Selain itu, lanjut Khofifah, bantuan usaha untuk pelaku usaha ultra mikro juga digelontorkan selama tahun 2022 dan 2023 kepada kepada 6.478 orang pelaku usaha mikro dengan nilai antara Rp 600.000 – Rp. 2.200.000,- yang pembiayaannya dari Baznas Provinsi Jatim. Seiring dengan Penyaluran BLT Dana Desa 2023 per November 2023 telah disalurkan kepada 308.155 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) senilai Rp.935,075 Miliar (84,29%), dimana Dana Desa untuk BLT minimal 10 persen dan maksimal 25 persen untuk Keluarga kategori Desil 1 data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Selain itu juga Penyaluran PKH triwulan 2 tahun 2023 mencapai 99,40 persen atau sebesar 1.512.592 keluarga penerima manfaat dari total target 1.521.705 keluarga penerima manfaat. Dengan nominal bantuan Rp. 1,121 Triliun.

“InsyaAllah, kedepan jika masyarakat Jatim kembali memberi amanat kepada kami, berbagai program tersebut akan terus berlanjut dan bertambah sehingga angka kemiskinan ekstrem di Jawa Timur dapat kita capai nol persen,” pungkasnya.

Berita Terkait

BRI Finance Tunjukkan Komitmen Layanan Terbaik di Nasmoco Open House Semarang
Pj Gubernur Adhy Harap Rupiah Perekat Bangsa
Pedagang Pasar Nambangan Curhat ke Khofifah, Usulkan Jembatan untuk Dongkrak Pengunjung
Kapolri dan Panglima Luncurkan Gugus Tugas Nasional di Sidoarjo
Direksi dan Karyawan Sekar Laut Kompak Dukung Khofifah, Sosok Cagub Paling Ngayomi
Pj Gubernur Adhy Promosikan Komoditas dan Wisata Jatim
Khofifah – Emil Siap Bangun Infrastruktur Jatim, Jadikan Gerbang Baru Nusantara dan Pusat Ekonomi Nasional
Khofifah – Emil Tegaskan Komitmen Perkuat Konektivitas dan Jadikan Jatim Gerbang Baru Nusantara

Berita Terkait

Minggu, 24 November 2024 - 15:36 WIB

BRI Finance Tunjukkan Komitmen Layanan Terbaik di Nasmoco Open House Semarang

Jumat, 22 November 2024 - 19:20 WIB

Pj Gubernur Adhy Harap Rupiah Perekat Bangsa

Kamis, 21 November 2024 - 22:47 WIB

Pedagang Pasar Nambangan Curhat ke Khofifah, Usulkan Jembatan untuk Dongkrak Pengunjung

Kamis, 21 November 2024 - 05:51 WIB

Kapolri dan Panglima Luncurkan Gugus Tugas Nasional di Sidoarjo

Rabu, 20 November 2024 - 17:21 WIB

Direksi dan Karyawan Sekar Laut Kompak Dukung Khofifah, Sosok Cagub Paling Ngayomi

Berita Terbaru

Politik - Pemerintahan

Pemkab dan DPRD Lamongan Setujui APBD 2025 dengan Pendapatan Rp 3,26 Triliun

Senin, 25 Nov 2024 - 22:12 WIB

Peristiwa

KPU Sidoarjo Rampungkan Pendistribusian Logistik Pilkada 2024

Senin, 25 Nov 2024 - 21:47 WIB