Mahasiswa Unair Raih Medali Perak dalam Kompetisi Inovasi Internasional 2023

Unair

SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Ksatria Airlangga kembali menambah kegemilangan Universitas Airlangga (UNAIR) di tingkat internasional. Pada kesempatan kali ini, lima mahasiswa UNAIR berhasil memboyong medali perak dalam ajang 2023 Future Designer International Innovation Design Awards & Science for SDGs Innovation Contest (26/12/2023).

Kelima mahasiswa yang meraih prestasi tersebut adalah Fahira Firdausi (FST 2020), ⁠Rakyan Krisna Dewangga (FST 2020), Ira Nurwahyu Kusuma (FK 2021), Agde Muzaky Kurniawan (FK 2020), dan Nadhif Fenella Yasmin (FK 2022). Mereka mampu bersaing di antara lebih dari 1500 peserta dari 48 negara yang turut ambil bagian dalam kompetisi bergengsi ini.

Bacaan Lainnya

Kompetisi 2023 Future Designer International Innovation Design Awards & Science for SDGs Innovation Contest diselenggarakan oleh UNESCO untuk memberikan platform kepada mahasiswa dari berbagai penjuru dunia dalam menghasilkan karya inovatif yang mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) bagi masa depan.

Proses yang Melelahkan
Dalam wawancara dengan UNAIR NEWS, Fahira—nama akrabnya—berbagi pengalaman bahwa dirinya dan timnya melalui seleksi yang sangat ketat dan melelahkan. Pasalnya, persaingan melibatkan mahasiswa dari berbagai negara dengan kualitas yang sangat kompetitif.

“Fase kompetisi ini tidak semudah yang dibayangkan. Setiap peserta harus melalui serangkaian seleksi mulai dari pengajuan abstrak untuk bisa maju ke tahap berikutnya,” ungkap Fahira.

Namun, seleksi abstrak hanyalah awal. Mereka juga harus mengembangkan inovasi yang mereka usulkan dalam abstrak menjadi suatu aplikasi, video, prototipe, dan poster. Menyusun gagasan menjadi aplikasi yang nyata bukanlah perkara sederhana.

“Ini benar-benar menantang, terutama bagi saya yang bertanggung jawab pada ide aplikasi ini. Sebab, ini merupakan pengalaman pertama saya dalam kompetisi internasional dengan peserta dari seluruh dunia,” tambahnya, menjelaskan kesulitan yang dihadapi sebagai mahasiswa FST.

Scabyner
Fahira menjelaskan bahwa dalam kompetisi ini, mereka memperkenalkan aplikasi bernama Scabyner (Scanner for Baby Skin Healthcare). Scabyner dirancang untuk mendeteksi dini Hiperbilirubinemia serta memonitor kondisi kulit pada bayi prematur.

“Hiperbilirubinemia adalah kondisi ketika terjadi penumpukan bilirubin yang berlebihan dalam darah. Biasanya ditandai dengan jaundice atau perubahan warna kulit pada bayi. Oleh karena itu, deteksi dini dan pemantauan sangat penting untuk menentukan kondisi bayi,” paparnya.

Lebih lanjut, mahasiswa FST ini menjelaskan bahwa Scabyner berfungsi sebagai pemindai untuk mendeteksi kondisi kulit bayi terkait Hiperbilirubinemia. Hasil pemindaian akan disimpan dalam database untuk kemudian diproses dengan membandingkan ciri-ciri bayi dengan kondisi yang sama di seluruh dunia.

“Setelah pemindaian, kami dapat memberikan rekomendasi atau solusi terkait penanganan bayi, apakah membutuhkan perhatian khusus atau tidak,” tambahnya.

Pada akhir wawancara, Fahira juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Mahendra Tri Arif Sampurna SpA PhD, dosen pembimbing mereka yang senantiasa memberikan arahan dan masukan berharga terkait pengembangan Scabyner. Ia juga merupakan seorang ahli pediatri yang sangat peduli pada kesehatan anak-anak.

“Prestasi ini tak membuat kami berkecil hati. Kami akan terus berusaha memberikan kontribusi positif bagi Universitas Airlangga,” tegasnya, menandaskan tekad untuk terus mengukir prestasi yang membanggakan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *