SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (17/8/2025), menjadi momentum penting untuk menunjukkan peran strategis Jawa Timur dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Hal itu disampaikan Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, usai mengikuti upacara Detik-Detik Proklamasi.
Lia, yang akrab disapa Ning Lia, mengungkapkan kekagumannya terhadap suasana peringatan kemerdekaan di Grahadi. Berbagai hasil bumi seperti buah dan sayuran tersaji melimpah dan dapat dinikmati masyarakat. Menurutnya, hal tersebut menjadi simbol nyata bahwa Jawa Timur masih memegang predikat sebagai lumbung pangan nasional.
“Jawa Timur terbukti menjadi provinsi penyangga pangan terbesar di Indonesia. Kondisi ini berjalan seiring dengan program strategis Presiden Prabowo Subianto yang menjadikan kedaulatan pangan sebagai prioritas,” ujar Lia.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak atas konsistensinya menjaga ketahanan pangan daerah. Menurutnya, keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada masyarakat Jawa Timur, tetapi juga menyokong kebutuhan pangan di berbagai wilayah Indonesia.
“Saya sangat bangga dengan capaian Jawa Timur. Terlebih dalam momentum kemerdekaan ini, Bapak Presiden Prabowo dan Ibu Gubernur Khofifah menunjukkan visi yang seirama, menjadikan pangan sebagai kunci menuju kedaulatan bangsa,” tambahnya.
Selain itu, Ning Lia juga menekankan pentingnya membawa potensi pertanian Jawa Timur ke tingkat global. Dengan kualitas produk pertanian yang beragam dan daya dukung petani yang kuat, ia optimistis daerah ini mampu memperluas pasar hingga mancanegara.
“Kalau berbicara soal pangan, Jawa Timur sudah terbukti. Tinggal bagaimana kita memaksimalkan promosi, hilirisasi, dan membuka akses lebih luas agar produk lokal bisa bersaing di pasar global,” jelasnya.
Sebagai informasi, Jawa Timur selama ini dikenal sebagai salah satu provinsi penyumbang terbesar kebutuhan pangan nasional, mulai dari padi, jagung, kedelai, hingga hortikultura. Peran tersebut semakin krusial di tengah agenda pemerintah pusat untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor.
Momentum peringatan kemerdekaan, lanjut Lia, menjadi pengingat bahwa kedaulatan bangsa tidak hanya ditentukan oleh aspek politik dan pertahanan, tetapi juga ketersediaan pangan yang berkelanjutan. “Ketahanan pangan adalah fondasi kemandirian bangsa. Dari Jawa Timur, kita tunjukkan bahwa Indonesia bisa mandiri dan berdaya saing,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin