PASURUAN, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Pasuruan kembali menggelar pasar murah sebagai langkah menekan gejolak harga bahan pokok di penghujung tahun. Program yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) ini berlangsung selama dua hari, Selasa (23/12/2025) di halaman Kantor Kecamatan Purwosari dan Rabu (24/12/2025) di Kecamatan Nguling.
Sejak pagi, pasar murah langsung dipadati warga. Antrean pembeli tampak mengular, terutama di lapak beras, minyak goreng, dan gula. Warga memanfaatkan momentum ini untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan pasar umum.
“Selisihnya terasa sekali. Kalau beli di pasar biasa, harganya lebih mahal,” ujar Mamad (37), warga Purwosari, usai membeli beras dan minyak goreng.
Pasar murah ini didukung sejumlah mitra strategis, mulai dari Bank Indonesia, Bulog, PT Sinergi Gula Nusantara, PT Rajawali Nusindo, hingga PT Indofood Sukses Makmur. Sejumlah organisasi perangkat daerah turut terlibat, seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian serta Dinas Perikanan.
Plt Kepala Disperindag Kabupaten Pasuruan, Mita Kristiani, menjelaskan bahwa komoditas yang disediakan mencakup beras medium SPHP dan beras premium, Minyakita, gula medium dan premium, tepung terigu, telur, bawang merah, bawang putih, hingga kecap.
“Harga kami pastikan di bawah harga pasar. Contohnya, beras medium SPHP yang normalnya Rp58 ribu per 5 kilogram, di sini hanya Rp55 ribu,” kata Mita.
Komoditas lain juga dijual lebih murah, seperti Minyakita Rp15 ribu per liter, gula medium Rp14.500 per kilogram, gula premium Rp15 ribu per kilogram, telur Rp24 ribu per kilogram, tepung terigu Rp10 ribu per kemasan, bawang merah dan bawang putih masing-masing Rp7 ribu per 250 gram, serta kecap Rp7 ribu per botol.
Menurut Mita, animo masyarakat sangat tinggi. Seluruh stok yang disediakan ludes terjual di setiap lokasi. Pada hari pertama saja, Disperindag menyiapkan 500 kilogram beras dan seluruhnya habis. Minyak goreng, gula hingga telur juga tak tersisa.
“Pasar murah ini bukan sekadar soal murahnya harga, tapi bagian dari upaya menjaga daya beli dan stabilitas ekonomi masyarakat. Ke depan, kami akan evaluasi agar bisa digelar lebih sering dan menjangkau wilayah lain,” pungkas Mita.
Penulis : Ahmad
Editor : Zainul Arifin









