JAKARTA, RadarBangsa.co.id – Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk menggalakkan efisiensi anggaran dan memastikan dana negara digunakan untuk kepentingan rakyat. Ia pun menyoroti adanya pihak-pihak yang berusaha melawan kebijakan penghematan tersebut.
“Saya ingin pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu, pengeluaran-pengeluaran mubazir, pengeluaran-pengeluaran yang alasan untuk nyolong, saya ingin dihentikan, dibersihkan. Ada yang melawan,” ujarnya dalam Kongres ke-18 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya, Senin, 10 Februari 2025.
Menurut Prabowo, perlawanan terhadap kebijakan penghematan datang dari dalam birokrasi. Namun, ia menegaskan tidak akan gentar dan tetap berkomitmen menata penggunaan anggaran agar lebih efektif dan tepat sasaran.
Pernyataan Prabowo mendapat perhatian dari pengamat politik Dr. Jerry Massie. Ia menilai perlawanan terhadap efisiensi anggaran ini bisa menjadi ancaman serius bagi kepemimpinan Prabowo.
“Saya kira ‘raja kecil’ ini menjadi ancaman bagi pemerintahan Prabowo. Mereka bisa menjadi kerikil tajam yang menghambat kebijakan Presiden. Para ‘raja kecil’ ini cenderung membuat keputusan yang bertentangan dengan roda pemerintahan,” kata Jerry di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.
Ia juga mengingatkan agar pemerintah waspada terhadap kemungkinan kudeta politik yang pernah diperingatkan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Isu kudeta harus diwaspadai, apalagi sudah diwanti-wanti oleh SBY soal matahari kembar. Jangan lengah. Para ‘raja kecil’ ini bisa membuat kebijakan sendiri yang tidak sesuai dengan keinginan Presiden, seperti yang terjadi dalam polemik gas melon 3 kg baru-baru ini,” lanjutnya.
Jerry juga menyoroti adanya potensi gangguan dari menteri-menteri yang bukan berasal dari kubu Prabowo.
“Hampir 16 menteri di kabinet berasal dari kubu Jokowi, bukan murni dari Prabowo. Bisa saja mereka bergerak secara diam-diam menjadi ‘raja kecil’ yang justru menghambat jalannya pemerintahan,”tutupnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin