SEMARANG, RadarBangsa.co.id — Hujan deras yang mengguyur Kota Semarang sejak pagi tak menyurutkan semangat ratusan pemuda untuk hadir di Balaikota. Di bawah tema “Co-Creation Semarang: Challenge Pemuda”, kegiatan sarasehan yang digagas Pemerintah Kota Semarang bersama DPD KNPI menjadi ruang inspiratif bagi generasi muda untuk meneguhkan peran mereka di era digital.
Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB itu dipadati peserta dari berbagai organisasi kepemudaan dan komunitas kreatif. Mereka datang bukan sekadar untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda, tetapi untuk memperkuat kolaborasi lintas organisasi serta menyatukan langkah menuju masa depan Semarang yang lebih progresif.
Kegiatan dibuka dengan pembacaan “Surat Cinta dari Pemuda untuk Wali Kota Semarang”, pesan simbolik yang mencerminkan harapan agar pemerintah membuka ruang partisipasi lebih luas bagi anak muda. Dalam surat itu, pemuda menekankan pentingnya keterlibatan aktif generasi muda dalam kebijakan publik dan pembangunan daerah.
“Suara kami adalah bagian dari solusi. Kami ingin pemerintah melihat pemuda bukan sekadar objek pembangunan, tetapi mitra strategis,” ujar salah satu perwakilan pemuda saat membacakan surat tersebut di depan peserta.
Forum sarasehan kemudian berlangsung hangat. Hadir berbagai organisasi kepemudaan seperti Fatayat NU, Pemuda Muhammadiyah, GP Ansor, Pemuda Katolik, GAMKI, IPNU, IPPNU, serta komunitas kreatif dan pelajar seperti GenRe, Forum OSIS, Denok Kenang, dan GenPI Kota Semarang. Mereka saling berbagi gagasan tentang peran pemuda dalam menggerakkan inovasi sosial, ekonomi kreatif, hingga penguatan semangat gotong royong di tengah tantangan digitalisasi.
Ketua DPD KNPI Kota Semarang Yohana Citra Mahardika menegaskan, Hari Sumpah Pemuda bukan hanya momen historis, tapi ajakan untuk bertindak nyata.
“Hari Sumpah Pemuda bukan sekadar peringatan. Ini pengingat bahwa kolaborasi dan persatuan adalah kunci kemajuan bangsa. Dari Semarang, kita tunjukkan bahwa pemuda mampu berinovasi dan memberi dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Citra dalam sambutannya.
Menurut Citra, kegiatan ini diharapkan menjadi momentum lahirnya gerakan kolaboratif antarorganisasi kepemudaan. Ia juga menekankan pentingnya semangat gotong royong dalam menghadapi tantangan zaman.
“Persatuan pemuda adalah modal utama pembangunan kota. Kita harus berani bersatu, berkolaborasi, dan berkontribusi sesuai kompetensi masing-masing. Pemuda Semarang bukan penonton, tapi pelaku perubahan,” tegasnya.
Menjelang akhir acara, seluruh peserta bersama-sama membacakan Pernyataan Sikap Pemuda Kota Semarang yang memuat lima poin utama: menjaga persatuan sebagai modal pembangunan, memperkuat kolaborasi dan inovasi, berkontribusi sesuai kemampuan, menghidupkan nilai gotong royong, serta menjadi agen perubahan yang berdampak.
Deklarasi itu ditutup dengan seruan bersama penuh semangat,
“Semarang Bersatu, Semarang Semakin Hebat! Pemuda Bergerak!”
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin










