SURABAYA, RadarBangsa.co.id — Polemik pengibaran bendera bajak laut bergambar tengkorak ala One Piece di ruang publik menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI menuai gelombang reaksi. Di tengah narasi kreatif yang diklaim sebagai bentuk kritik sosial, sejumlah tokoh nasional angkat bicara. Salah satunya, senator asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama.
Dalam pernyataannya, anggota Komite III DPD RI itu menegaskan bahwa bendera merah putih adalah simbol sah kemerdekaan Indonesia, yang lahir dari perjuangan panjang dan tidak boleh disejajarkan dengan simbol budaya populer manapun.
“Apapun sikap kita terhadap kebijakan, bahkan terhadap ketidakpuasan, tidak ada kaitannya dengan nilai luhur bangsa. Kemerdekaan adalah buah dari perjuangan para pahlawan yang membawa Indonesia diakui sebagai negara merdeka. Maka, simbol merah putih adalah bentuk pengakuan itu,” ujarnya, Senin (4/8).
Menurut Lia, mengibarkan bendera Jolly Roger—simbol bajak laut dalam serial One Piece—bukanlah tindakan tepat untuk menyampaikan ekspresi politik atau sosial. Meski narasi kritik sah dalam demokrasi, ia menilai caranya tidak boleh mengganggu simbol kebangsaan yang telah menjadi identitas bersama.
“Ketika merah putih diakui dunia sebagai simbol negara Indonesia, dan kita paham makna merah sebagai keberanian melawan kedhaliman serta putih sebagai niat suci menjaga bangsa, maka tidak ada ruang untuk menyamakan itu dengan simbol-simbol lain. Merah putih bukan properti politik. Ia berdiri sendiri sebagai identitas bangsa,” lanjutnya.
Lia juga mengingatkan agar ekspresi publik tidak merugikan generasi muda. Ia menyoroti potensi mispersepsi di kalangan anak-anak yang bisa saja menganggap pengibaran bendera fiksi sebagai sesuatu yang lumrah dalam konteks nasionalisme.
“Kalau kita dewasa, maka tunjukkan kedewasaan dengan bijak. Jangan ajarkan sesuatu yang menyesatkan pada publik, terlebih pada anak-anak. Kita tidak merasakan langsung pahitnya penjajahan, jadi setidaknya, jangan hilangkan empati terhadap pengorbanan para pendahulu bangsa,” katanya.
Isu ini juga mendapat perhatian dari jajaran pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan sebelumnya menyebut pengibaran bendera bajak laut sebagai bentuk provokasi yang tidak menghormati sejarah perjuangan bangsa.
Sementara Dirjen Polpum Kemendagri, Bahtiar Baharuddin, mengajak masyarakat kembali fokus pada kerja-kerja kebangsaan di bawah pemerintahan yang sah.
Terakhir, Senator Lia menyampaikan keyakinannya bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki kepedulian tinggi terhadap respons publik. Ia juga berharap agar generasi muda Indonesia lebih kuat dalam membangun karya, khususnya di bidang teknologi.
“Gelombang protes soal isu-isu seperti pengelolaan data pribadi harus menjadi bahan refleksi. Kita ingin bangsa ini semakin kuat, tidak mudah diintervensi pihak asing. Dan itu bisa dicapai bila generasi muda menjaga nilai, sekaligus memperkuat daya saingnya,” tutup Lia.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin