Tokoh Lintas Elemen Sambut Halal Bi Halal di Jemursari: Khofifah Gugurkan Haqqul Adami untuk Kembali Fitri

Khofifah
Ketua Umum PP Muslimat NU dan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa (ist)

KOTA SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Berbagai tokoh dari berbagai elemen masyarakat berdatangan secara bergantian ke kediaman Ketua Umum PP Muslimat NU dan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, di kawasan Jemursari pada Kamis (11/4/2024). Mereka berkumpul untuk bersilaturahmi dan merayakan halal bi halal menjelang Idul Fitri 1445 H.

Di antara tokoh-tokoh yang tampak hadir adalah Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, Panglima Daerah Militer V Brawijaya, Mayjen TNI Rafael Granada Baay, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Irjen Pol Drs. Imam Sugianto, dan Panglima Komando Armada II, Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo.

Bacaan Lainnya

Tidak hanya itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur dari Fraksi PDIP, Agatha Retnosari, serta pengurus Pemuda Katholik juga turut hadir. Selain itu, tampak pula anggota DPR RI terpilih dari Partai Golkar dan mantan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono, serta Ketua Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPSI) Jawa Timur, Achmad Fauzi.

Tak ketinggalan, keluarga besar dari Bani Wahab Chasbullah juga turut bersilaturahmi ke kediaman Khofifah yang dipimpin oleh Nyai Hj Machfudhoh Aly Ubaid. Disusul kemudian oleh keluarga dari PW Muslimat NU Jawa Timur yang dipimpin oleh Nyai Hj Masruroh Wahid.

Pada hari kedua open house di kediaman Khofifah, ribuan masyarakat masih terus berdatangan untuk menyapa dan berhalal bi halal langsung dengan Khofifah.

Khofifah menyatakan bahwa silaturahmi dan halal bi halal merupakan bagian dari amaliyah yang melengkapi ibadah yang dilakukan sepanjang bulan Ramadan. Bahkan, tradisi ini telah menjadi bagian yang terus dilestarikan dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri.

“Halal bi halal sudah menjadi tradisi dan budaya warga Indonesia yang dilakukan setiap hari raya Idul Fitri. Tradisi ini, awal mulanya, dikatakan Khofifah, diperkenalkan oleh ulama pendiri Nahdatul Ulama, K.H. Abdul Wahab Hasbullah,” tutur Khofifah.

Saat itu Presiden Soekarno silaturrahim pada Kiai Wahab dan menyampaikan tentang kondisi bangsa yang menurut beliau membutuhkan forum untuk bisa saling bersapa yang meneduhkan antar pemimpin politik pada masa itu.

“Atas saran K.H. Abdul Wahab Hasbullah, kemudian di Hari Raya Idul Fitri 1948 H, Bung Karno mengundang seluruh tokoh politik untuk bersilahturahmi di Istana Negara dengan judul ‘Halalbihalal’,” kata Khofifah.

Semenjak saat itu, berbagai instansi pemerintahan di era Soekarno menggelar halalbihalal dan berkembang luas di masyarakat hingga menjadi suatu tradisi tahunan di masyarakat Indonesia, utamanya di kalangan masyarakat muslim Jawa.

Selain itu, terdapat tradisi serupa yang diyakini telah ada sejak masa Kandjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I, kadipaten agung di Jawa bagian tengah selatan saat Indonesia masih dikuasai VOC.

Kandjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara yang bergelar Pangeran Sambernyawa saat itu mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana setelah salat Idul Fitri.

Pada pertemuan itu, diadakan tradisi sungkem dan saling memaafkan kepada raja dan permaisuri. Kegiatan ini kemudian yang mengilhami organisasi-organisasi Islam untuk menggelar tradisi serupa dengan istilah halalbihalal.

“Esensi dari halalbihalal ialah jika orang berpuasa, maka Allah SWT memaafkan kesalahan dan dosa-dosanya. Kesalahan dan dosa kepada Allah SWT dapat diampuni jika seorang hamba memperbanyak istigfar dan amalan ibadah,” kata Khofifah.

“Namun, jika melakukan kesalahan kepada sesama manusia (haqqu al-adami), maka Allah SWT mengampuninya jika diantara sesama manusia tersebut telah saling memaafkan. Maka dari itu, di sini lah letak esensi dari dilakukannya tradisi halal bi halal. Saling bertemu, saling berjabat tangan, silaturahmi dan saling memaafkan, kembali menjadi pribasi yang fitri,” pungkas Khofifah.

Halal bi halal sekaligus open house di kediaman Khofifah ini masih akan dilakukan hingga besok di hari ketiga. Yaitu mulai pagi pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, atau sore mulai pukul 16.00 WIB hingga selesai. Open house ini menjadi perekat silaturahim antara Khofifah dengan seluruh warga masyarakat Jawa Timur.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *