SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memperluas akses transportasi publik kembali menuai dukungan. Kali ini, apresiasi datang dari Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, yang menilai kebijakan pengalihan rute Koridor VII Trans Jatim ke wilayah Lamongan sebagai langkah tepat dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas.
Dikenal dengan sapaan akrab Ning Lia, senator yang juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan itu menyambut baik keputusan Pemprov Jatim untuk tidak memaksakan rute yang sebelumnya direncanakan masuk Terminal Joyoboyo Surabaya namun ditolak oleh Pemerintah Kota setempat. Menurutnya, keputusan mengalihkan rute tersebut justru mencerminkan kepemimpinan yang tanggap, visioner, dan tidak terfokus hanya pada satu kawasan perkotaan.
“Pemprov Jatim tidak terjebak pada ego sektoral. Ketika ada hambatan, mereka mencari peluang baru di wilayah lain. Ini bentuk pemerintahan yang melayani, bukan sekadar mengatur,” ujar Ning Lia kepada wartawan, Rabu (9/7/2025).
Rute baru Trans Jatim Koridor VII akan melayani jalur dari Lamongan Selatan hingga Paciran, wilayah yang dikenal padat aktivitas masyarakat, serta menjadi pusat pendidikan keislaman dan perguruan tinggi. Di jalur ini terdapat banyak pondok pesantren besar serta destinasi wisata bahari, seperti Pantai Kutang dan WBL.
“Penambahan rute ini bukan hanya memudahkan mobilitas warga, tapi juga membuka peluang pengembangan ekonomi dan pariwisata lokal. Bayangkan berapa banyak mahasiswa, santri, dan pelaku UMKM yang akan terbantu aksesnya,” imbuh Ning Lia.
Tak hanya itu, Ning Lia turut menyuarakan aspirasi warga Madura yang berharap layanan Trans Jatim juga menjangkau wilayah Pulau Garam. Ia menyebut perluasan jaringan transportasi publik akan memberikan dampak signifikan terhadap pemerataan ekonomi di kawasan timur Jawa Timur.
“Saya mendorong agar perluasan ini berlanjut ke daerah-daerah lain yang masih minim transportasi publik. Ini bukti bahwa Pemprov Jatim hadir untuk rakyat,” tegasnya.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur sempat merancang Koridor VII yang melintasi Terminal Porong, Mojosari, Krian, Legundi, dan Joyoboyo Surabaya. Namun karena adanya penolakan dari Pemkot Surabaya, rencana tersebut dialihkan ke Lamongan. Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, menegaskan pihaknya tak menyerah dengan hambatan itu.
“Koridor VII akan kami arahkan ke Lamongan Selatan hingga Paciran. Di sana juga banyak pondok pesantren dan kampus. Ini jalan provinsi, dan kami targetkan peluncurannya Oktober 2025 bertepatan dengan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur,” terang Nyono.
Pemprov Jatim menyatakan bahwa pengembangan layanan Trans Jatim bukan semata demi kelancaran satu kota besar, tetapi sebagai upaya menyambungkan mobilitas antarwilayah secara merata. Khususnya untuk kawasan strategis seperti Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan), yang kini semakin terintegrasi melalui angkutan publik berbiaya murah.
Dengan masuknya Trans Jatim ke Lamongan, diharapkan terjadi peningkatan konektivitas antarwilayah, penurunan beban ongkos transportasi warga, dan penanggulangan kemacetan di jalur-jalur padat. Sebuah langkah nyata menuju transportasi publik yang inklusif, merata, dan berkeadilan sosial.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin