SEMARANG, RadarBangsa.co.id – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang melaksanakan kegiatan penanaman bawang di lahan kosong seluas 609 meter persegi, Selasa (12/11). Program ini merupakan bentuk implementasi dari perintah Menteri Hukum dan HAM RI mengenai 100 hari kerja yang berfokus pada ketahanan pangan dan pemberdayaan warga binaan.
Kepala Lapas Kelas I Semarang, Usman Masjid, menjelaskan bahwa penanaman bawang ini dilakukan sebagai upaya memanfaatkan lahan kosong yang ada di area lapas.
“Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud dari komitmen kami untuk mendukung program ketahanan pangan yang diusung oleh Menteri Hukum dan HAM. Dengan lahan yang terbatas, kami ingin membuktikan bahwa kami bisa berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional,” ujar Usman.
Bibit bawang yang digunakan sebanyak 63 kg diperoleh dari Dinas Pertanian Kota Semarang di peroleh dengan gratis. Selain itu, dalam pelaksanaan kegiatan ini, turut hadir Kabid Pembinaan Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Semarang, Muhammad Bahrun, yang menyampaikan dukungannya terhadap program ini.
“Dengan menanam bawang, kami tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi WBP untuk belajar bertani dan memperoleh keterampilan baru yang bisa bermanfaat di luar nanti,” ungkap Bahrun.
Menurut rencana, masa panen bawang ini diperkirakan akan berlangsung dalam waktu sekitar 60 hari. “Kami berharap hasil tanaman ini tidak hanya bermanfaat untuk kebutuhan dalam lapas, tetapi juga dapat meningkatkan kemandirian warga binaan serta memberi kontribusi positif bagi masyarakat sekitar,” tambah Usman.
Sebagai bentuk dukungan, Lapas Terbuka Kendal juga memberikan bantuan berupa traktor untuk mempermudah proses pengolahan tanah.
“Kami bersyukur atas bantuan dari Lapas Terbuka Kendal, yang memungkinkan kami untuk mempercepat proses penanaman dan perawatan bawang ini,” ujar Bahrun.
Penanaman bawang ini juga menjadi bagian dari upaya Pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia, yang belakangan ini semakin penting mengingat tantangan ekonomi dan pangan global. Program ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi WBP, tetapi juga dapat menjadi contoh bagaimana Lapas turut berkontribusi dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
Sebagai penutup, Usman berharap agar kegiatan semacam ini bisa menjadi langkah awal menuju pemberdayaan lebih lanjut bagi warga binaan dalam berbagai bidang keterampilan, yang nantinya bisa mempermudah mereka dalam menjalani kehidupan pasca-pembebasan.
“Semoga dengan adanya kegiatan ini, warga binaan bisa lebih mandiri dan siap bersaing di masyarakat setelah menjalani masa hukuman,” tutupnya.
Penulis : HB
Editor : Bandi