PASURUAN, RadarBangsa.co.id — Aksi damai yang digelar mahasiswa dari Aliansi BEM se-Pasuruan Raya di halaman Gedung DPRD Kabupaten Pasuruan mendapat sambutan positif dari Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo. Didampingi Wakil Bupati Shobih Asrori, Ketua DPRD Samsul Hidayat, serta jajaran Forkopimda, Bupati hadir langsung mendengarkan dan merespons satu per satu tuntutan yang disampaikan, Rabu (3/9/2025) sore.
Dalam kesempatan itu, Rusdi menegaskan bahwa aspirasi mahasiswa tidak akan diabaikan. Ia menilai, aksi yang berlangsung dengan tertib menunjukkan komitmen generasi muda untuk menjaga iklim demokrasi tetap sehat di Pasuruan.
“Saya berterima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang hari ini demo dengan damai. Saya angkat topi kepada Panjenengan semua. Ketika damai hadir di Kabupaten Pasuruan, dampaknya luar biasa, terutama bagi iklim investasi dan roda perekonomian masyarakat,” ujar Rusdi.
Lebih lanjut, Rusdi menegaskan bahwa masukan yang berkaitan dengan kebijakan daerah akan segera ditindaklanjuti. Sementara isu-isu strategis yang memerlukan perhatian pemerintah pusat, menurutnya, akan dikomunikasikan melalui instansi terkait.
“Kami tidak akan tutup mata dengan semua masukan dari teman-teman mahasiswa. Kami hadir bersama Ketua DPRD, Kapolres, Dandim, Kajari, hingga Ketua Pengadilan Negeri. Semua untuk menunjukkan bahwa aspirasi mahasiswa adalah hal yang penting,” tegasnya.
Dalam forum dialog terbuka tersebut, salah satu persoalan yang mencuat adalah keterbatasan pasokan air bersih di Kecamatan Lumbang. Rusdi menjelaskan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan langkah darurat dengan mendistribusikan air melalui BPBD Kabupaten Pasuruan bekerja sama dengan BPBD Jawa Timur.
“Permasalahan kekurangan air di Lumbang akan kita tangani secara komprehensif. Tahun ini memang kami masuk setelah APBD berjalan, tetapi bantuan air bersih sudah kami turunkan. Untuk penyelesaian jangka panjang, dibutuhkan anggaran sekitar Rp60-80 miliar, yang sudah kita ajukan ke pemerintah pusat,” jelasnya.
Menurut Rusdi, solusi permanen dirancang dengan sistem gravitasi, memanfaatkan sumber air dari Umbulan dan Banyu Biru. Namun, kondisi geografis Lumbang yang berada di dataran tinggi membuat distribusi air membutuhkan investasi besar dan waktu bertahap.
Selain isu air bersih, mahasiswa juga menyoroti kondisi infrastruktur jalan di wilayah timur Pasuruan. Bupati berjanji akan memprioritaskan pembenahan fasilitas publik tersebut agar akses ekonomi dan sosial masyarakat lebih lancar.
Aksi damai ini menjadi catatan penting dalam dinamika demokrasi lokal. Mahasiswa tidak hanya berperan sebagai kelompok kritis, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam mengawal pembangunan.
“Peran mahasiswa adalah penyeimbang demokrasi. Aspirasi yang mereka bawa memberi ruang bagi pemerintah untuk lebih peka dan responsif,” ujar Rusdi menutup pertemuan.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin