Surabaya, RadarBangsa.co.id – Perayaan Halloween di pusat Kota Surabaya mendadak berubah menjadi malam penuh ketegangan. Pesta yang seharusnya bernuansa hiburan dan kreativitas justru berujung pada razia besar-besaran aparat kepolisian terhadap para pengemudi yang diduga dalam kondisi mabuk.
Operasi yang digelar Satuan Lalu Lintas Polrestabes Surabaya itu berlangsung pada Sabtu (2/11) dini hari, tepat antara pukul 00.55 hingga 02.00 WIB, di kawasan Jalan Gubernur Suryo yang dikenal sebagai pusat hiburan malam. Polisi melakukan penyisiran terhadap kendaraan yang keluar-masuk kawasan tersebut setelah menerima laporan masyarakat tentang sejumlah pengendara yang berkendara tidak stabil usai berpesta.
Dalam operasi selama dua jam itu, petugas memberhentikan setiap mobil yang dicurigai. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari kelengkapan surat kendaraan hingga tes kadar alkohol di lokasi. Hasilnya cukup mengejutkan—beberapa pengemudi terindikasi positif mengonsumsi minuman beralkohol di atas batas aman.
“Beberapa di antaranya menunjukkan tanda-tanda pengaruh alkohol berat. Kami langsung arahkan untuk pemeriksaan lanjutan,” ujar salah satu perwira di lapangan yang enggan disebut namanya.
Menariknya, sejumlah pengemudi yang diperiksa masih mengenakan kostum dan riasan menyeramkan khas pesta Halloween. Dari dalam kendaraan mereka, polisi menemukan berbagai jenis minuman keras, mulai dari bir hingga arak tradisional. Barang bukti tersebut langsung diamankan bersama para pengemudi untuk dimintai keterangan.
Razia ini menjadi perhatian publik setelah sejumlah video pemeriksaan beredar di media sosial. Dalam video itu, terlihat petugas menghentikan kendaraan satu per satu sambil memberikan imbauan agar masyarakat tidak berkendara dalam kondisi mabuk, terutama di tengah malam ketika lalu lintas relatif sepi namun rawan kecelakaan.
Menanggapi kejadian tersebut, Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, menyampaikan keprihatinannya. Menurutnya, pesta dan hiburan memang sah sebagai bentuk ekspresi budaya, tetapi kebebasan itu harus dibarengi dengan kesadaran sosial.
“Kita tentu tidak melarang orang bergembira, tetapi kebebasan harus disertai tanggung jawab. Mengonsumsi alkohol lalu tetap memaksakan diri mengemudi itu berbahaya, bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk pengguna jalan lain,” tegas Lia Istifhama saat dimintai tanggapan, Minggu (2/11).
Ia menilai, langkah cepat kepolisian sudah tepat untuk menjaga keselamatan publik. Razia seperti ini, lanjutnya, perlu dilakukan secara konsisten terutama pada momen-momen perayaan besar di mana banyak orang cenderung abai terhadap aturan.
“Langkah tegas aparat patut kita dukung. Ini bukan soal gaya hidup atau pembatasan kebebasan, tapi soal keselamatan bersama. Jika semua sadar, angka kecelakaan bisa ditekan,” ujarnya.
Pihak kepolisian memastikan, operasi serupa akan terus digelar hingga akhir tahun, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Fokus utama adalah mencegah potensi kecelakaan akibat pengaruh alkohol serta menjaga ketertiban di ruang publik.
Razia Halloween ini sekaligus menjadi peringatan bagi warga Surabaya agar lebih bijak dalam merayakan hiburan malam. Perayaan budaya asing tidak seharusnya dijadikan alasan untuk melanggar hukum dan membahayakan keselamatan diri serta orang lain. Dengan penegakan disiplin di lapangan dan dukungan masyarakat, Surabaya diharapkan tetap menjadi kota yang aman, tertib, dan manusiawi di setiap perayaan.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









