KOTA BATU, RadarBangsa.co.id — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu terus memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular melalui program RT Sehat yang kini digelar di 19 desa dan 5 kelurahan. Program ini tidak sekadar fokus pada pelayanan medis, tetapi juga pendampingan intensif bagi warga yang menderita diabetes melitus dan hipertensi.
Kepala Dinkes Kota Batu, dr. Aditya Prasaja S.STP, M.AP, menjelaskan bahwa program edukasi dan pengobatan tersebut rutin dilaksanakan setiap Kamis selama tiga bulan terakhir. Kegiatan ini melibatkan tenaga kesehatan dari RS Karsa Husada Batu, Puskesmas, serta sejumlah dokter spesialis.
“Untuk tahap awal, kami menyasar warga RT 03 RW 01 Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. Ada sepuluh penderita diabetes dan hipertensi yang kami tangani sejak September 2025. Tujuannya adalah membantu masyarakat mengenali cara pengendalian penyakitnya sekaligus memantau perkembangan kesehatannya secara berkala,” ujar Aditya, Kamis (30/10/2025).

Selain pelayanan medis, Dinkes Kota Batu juga menghadirkan pendampingan nonmedis. Program ini dikombinasikan dengan sesi edukasi, senam sehat, dan ceramah motivasi guna mendorong perubahan gaya hidup peserta.
Deblora F. Banunaek, SKM, M.Kes, selaku Programer Penyakit Tidak Menular (PPTM) Dinkes Kota Batu, menyampaikan bahwa pendekatan tersebut diharapkan mampu menjaga kestabilan tekanan darah dan kadar gula para peserta.
“Rata-rata penderita sudah berusia lanjut. Maka kami dampingi dengan ceramah agama, olahraga ringan, dan edukasi gizi agar semangat mereka untuk hidup sehat tetap tinggi. Pemeriksaan rutin juga kami lakukan untuk memastikan tekanan darah dan kadar gula tetap terkendali,” jelas Deblora.
Ia menambahkan, program ini merupakan bagian dari konsep Kelas Diabetes dan Hipertensi yang dikembangkan sejak awal September. Pemeriksaan meliputi pengukuran tekanan darah, kadar gula darah, hingga pendampingan konsumsi obat secara teratur.
“Dinkes tidak hanya memberikan skrining dan obat, tetapi juga memantau secara berkelanjutan agar pasien bisa mengendalikan penyakitnya. Kami melayani semua kelompok usia dari pra-lansia hingga usia muda sebagai langkah pencegahan dini terhadap penyakit kronis,” ujarnya.
Program ini juga menjadi bagian dari skema Integrasi Layanan Primer (ILP) yang diterapkan Dinkes Batu. Melalui ILP, tenaga kesehatan turun langsung ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan dan pemantauan dari rumah ke rumah.
“Dulu, masyarakat mengenal layanan melalui Posyandu Lansia atau Posyandu Remaja. Sekarang kami perluas cakupan agar penderita penyakit kronis juga mendapat pendampingan berkelanjutan. Walau belum bisa disembuhkan, minimal kondisi mereka dapat dikendalikan dan komplikasi dapat dicegah,” tambah Deblora.
Ke depan, Dinkes Batu berencana melibatkan lebih banyak tenaga spesialis, termasuk dokter akupunktur dan psikiater, untuk memperkuat pendekatan holistik dalam pengendalian penyakit kronis.
“Harapannya bukan sekadar mengobati, tapi menjaga agar tekanan darah dan kadar gula tetap dalam batas aman. Dengan pendampingan berkelanjutan, risiko komplikasi bisa ditekan dan kualitas hidup penderita meningkat,” tutup Deblora.
Penulis : Heru Iswanto (Wanto)
Editor : Zainul Arifin









