Diskusi Publik Peran Mahasiswa Terhadap Pengalihan Subsidi BBM

Diskusi yang dipandu Moderator Johan Samudera (kiri) berlangsung ini berlangsung serius tapi tidak saling debat kusir antara narasumber yang hadir (Foto : FYW)

SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Diskusi publik bertemakan “Peran Mahasiswa Terhadap Pengalihan Subsidi BBM” yang dikemas dalam bentuk talk show oleh TVRI di Zoom Hotel, Sabtu (17/9/2022) tersaji menarik karena dihadiri perwakilan Mahasiswa, Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Pedagang Kaki Lima (PKL).

Acara yang yang dipandu moderator kawakan, Johan Samudera ini membahas seputar kondisi terkini pasca kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi yang mana subsidi tersebut dialihkan ke masyarakat secara langsung dalam berbagai program.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas ESDM Jatim, Dr. Nurcholish menjelaskan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, khususnya telah memberikan banyak bantuan kepada masyarakat pasca adanya pengalihan subsidi beberapa waktu lalu. Dirinya juga menjelaskan bahwa pihak ESDM Jatim juga menyalurkan bantuan untuk bantuan listrik kepada masyarakat Jatim.

“Kami juga melaksanakan bantuan untuk PLN agar masyarakat dapat merasakan kemudahan pasca pengalihan subsidi,” terangnya.

Sementara itu, Fadil Geantoro yang menjabat Presiden Mahasiswa Universitas 17 Agustus (UNTAG) menyampaikan kebijakan ini harus dapat dimengerti dan bersifat transparan agar semua pihak dapat menerima dengan baik. Fadil, panggilan karibnya, memastikan pihaknya siap menjadi tim monitoring dalam pelaksanaan pengguliran subsidi ke masyarakat.

“Agar subsidi tersebut dapat tersampaikan secara tepat sasaran,” harapnya.

Sedangkan perwakilan PKL yang dihadiri oleh Eko Sutrisno menyatakan pihaknya mendukung pengalihan subsidi BBM dilakukan, asal para PKL mendapat bantuan modal usaha.

“PKL hanya butuh modal untuk mengembangkan usahanya agar tetap berjalan pasca pandemi COVID-19,” seru pria yang pernah menjabat Ketua APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia) Jatim ini.

Diskusi yang berjalan selama 1 jam lamanya tersebut diakhiri dengan closing statemen “Mahasiswa Turun, Dipastikan Untuk Membangun” yang menyatakan mendukung pengalihan subsidi tepat sasaran dan tepat guna.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *