SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengirimkan Tim Relawan Kesehatan ke Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, sebagai respons kemanusiaan pascabanjir yang melanda wilayah tersebut. Selama periode penugasan 9–19 Desember 2025, tim berhasil memberikan layanan medis terpadu kepada lebih dari seribu warga terdampak, sekaligus mempercepat proses pemulihan kesehatan masyarakat.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, misi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan riil warga di fase pascabencana, ketika risiko penyakit meningkat dan akses layanan kesehatan masih terbatas. Menurutnya, kehadiran tenaga medis lintas keahlian menjadi kunci agar penanganan tidak bersifat parsial.
“Pelayanan kesehatan ini adalah mandat kemanusiaan. Kami ingin memastikan saudara-saudara kita di Pidie Jaya mendapatkan akses medis yang berkualitas, terutama setelah banjir. Karena itu kami mengirim dokter spesialis hingga psikolog klinis agar pemulihan berjalan lebih cepat dan tepat sasaran,” ujar Khofifah di Surabaya, Minggu (21/12).
Tim kesehatan menyasar lima titik layanan utama, yakni Blang Awe, Gampong Seunong, Meuranah Balek, Gampong Buangan, dan Daya Husen. Dari lokasi tersebut, tercatat 1.090 warga memanfaatkan layanan kesehatan, terdiri atas 374 laki-laki dan 716 perempuan. Kelompok dewasa dan lansia mendominasi jumlah pasien, mencerminkan tingginya kerentanan kesehatan pascabanjir.
Data medis menunjukkan penyakit yang paling banyak ditangani adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sebanyak 431 kasus, disusul nyeri otot atau myalgia 236 kasus, hipertensi 214 kasus, urtikaria 114 kasus, serta gangguan pencernaan atau dispepsia 111 kasus. Seluruh kasus tersebut ditangani langsung oleh tenaga medis sesuai kompetensi masing-masing.
Pemprov Jawa Timur menurunkan total 43 personel relawan kesehatan. Sebanyak 31 orang telah menyelesaikan tugas pada gelombang awal, sementara 12 personel lainnya dijadwalkan bertugas pada 22–30 Desember 2025. Tim ini merupakan kolaborasi dokter spesialis anak, penyakit dalam, kulit dan kelamin, emergency medicine, dokter umum, perawat, apoteker, psikolog klinis, sanitarian, hingga tim krisis kesehatan.
Khofifah menegaskan, bantuan ini tidak semata penugasan administratif, melainkan cerminan solidaritas antardaerah. “Ini adalah ikatan emosional. Kami ingin hadir sebagai saudara yang membantu Aceh bangkit dan pulih,” tuturnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









