Mengenal Perayaan Tiga Lebaran, ‘Ter Ater Topak’ Menjadi Icon Masyarakat Madura

- Redaksi

Kamis, 20 Mei 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SAMPANG, RadarBangsa.co.id – Warga Madura Jawa Timur khususnya Kabupaten Sampang mengenal tiga Perayaan Lebaran

Selain Lebaran Idul Adha, Lebaran Idul Fitri juga Lebaran Ketupat

Setiap Perayaan Lebaran tersebut mempunyai momentum yang berbeda sesuai filosofi maupun makna darì masing masing Lebaran

Tidak kalah sakral dan menariknya dengan Lebaran Idul Adha maupun Lebaran Idul Fitri, Warga Madura khususnya Kabupaten Sampang merayakan Lebaran Ketupat penuh suka cita dan menjadikan Ketupat untuk menjadi media Perayaan hari ke 7 pasca Lebaran Idul Fitri (kamis 20/5-red)

Di hari tersebut masyarakat kompak memasak Ketupat yang belakangan sebagian juga memasak makanan Lontong sebagai pengganti Ketupat

Ketupat merupakan masakan khas Jawa yang kemudian menjadi Kuliner Nusantara

Berasal dari beras yang dimasukkan kedalam daun kelapa (janur) yang dikukus dengan air

Konon mulanya dimunculkan oleh salah satu Wali penyebar Agama Islam di Pulau Jawa dengan makna religius sesuai peradaban saat itu

Hingga sampai saat ini budaya memasak Ketupat menjadi bagian warga masyarakat muslim setelah merayakan Lebaran Idul Fitri

Tetapi bagi masyarakat Madura khususnya Kabupaten Sampang, Perayaan Lebaran Ketupat tidak hanya sekedar memasak Ketupat maupun Lontong

Lebaran Ketupat mempunyai makna religius sebagai wujud syukur telah menjalankan ibadah Puasa Bulan Ramadhan dan dilanjutkan dengan Puasa Syawal (6 hari) usai Lebaran Idul Fitri

Rasa syukur itu diwujudkan dengan saling memberikan Ketupat maupun Lontong dengan berbagai menu masakan lainnya yang dikenal dengan sebutan “Ter Ater Topak”

Perayaan dilanjutkan bersilaturahmi dengan saudara, family dan kerabat serta mengunjungi tempat wisata sekedar makan maupun berlibur bersama keluarga

Bahkan disejumlah tempat ada yang menggelar acara khusus naik becak maupun Delman dan mengadakan bunyi bunyian musik

Namun dua tahun belakangan Perayaan Lebaran Ketupat tidak seperti biasanya yang dikarenakan masa Pandemi Covid-19

Semoga Pandemi segera berakhir dan masyarakat kembali dapat merayakan Lebaran Ketupat agar Perayaan yang sudah mengakar di masyarakat ini tidak punah.

(Her)

Berita Terkait

Banyuwangi Bersholawat Jadi Puncak Meriah Hari Santri 2025
Puluhan Ribu Umat Islam Padati Gebyar Sholawat Hari Santri di Pasuruan
Wali Kota Blitar Ajak Santri Jadi Pelopor Peradaban Global
Ipuk Perkenalkan Keunikan Musik Perkusi Using Banyuwangi
Pertura Blitar Hadirkan Seni, Budaya, dan Komunikasi Publik
Ribuan Peserta Meriahkan Ijen Marching Festival Banyuwangi 2025
Senator DPD RI asal Jawa Timur Lia Istifhama Diganjar Mustika Selendang Emas atas Kiprahnya Lestarikan Budaya Nusantara
Pemkot Semarang Dorong Ekonomi Kreatif Lewat Festival Budaya
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 06:05 WIB

Banyuwangi Bersholawat Jadi Puncak Meriah Hari Santri 2025

Kamis, 23 Oktober 2025 - 07:40 WIB

Puluhan Ribu Umat Islam Padati Gebyar Sholawat Hari Santri di Pasuruan

Kamis, 23 Oktober 2025 - 07:20 WIB

Wali Kota Blitar Ajak Santri Jadi Pelopor Peradaban Global

Rabu, 22 Oktober 2025 - 19:01 WIB

Ipuk Perkenalkan Keunikan Musik Perkusi Using Banyuwangi

Rabu, 22 Oktober 2025 - 07:24 WIB

Pertura Blitar Hadirkan Seni, Budaya, dan Komunikasi Publik

Berita Terbaru