KOTA MOJOKERTO, RADARBANGSA.CO.ID – Pemerintah Kota Mojokerto terus menunjukkan komitmen tinggi dalam mencapai Zero Stunting tahun 2024. Melalui serangkaian program dan aksi, Pemkot tidak hanya melibatkan berbagai pihak di dalamnya, tetapi juga instansi vertikal dan partisipasi aktif warga.
“Dengan gizi yang terpenuhi sedari dini, tumbuh kembang anak akan optimal. Sehingga kita tancap gas agar balita dan anak-anak Kota Mojokerto bebas dari stunting. Dengan harapan akan tercipta generasi unggul dan cemerlang di masa depan,” ujar Ali pada Kamis (25/1/2024).
Langkah terbaru dalam upaya penurunan stunting terwujud melalui aksi bakti sosial RABU (RAsanya ingin selalu sehat BersamamU). Dipimpin langsung oleh Pj Wali kota Moh Ali Kuncoro, Pemkot menyalurkan bantuan makanan tinggi protein hewani untuk balita stunting di masing-masing kelurahan.
“Setiap hari Rabu, saya bersama Kadinkes, Baznas, dan Prameswari turun langsung untuk menyalurkan makanan tinggi protein hewani, seperti ayam, telur, susu, dan beras,” kata Ali.
Selain bantuan makanan rutin, Pemkot Mojokerto terus berinovasi dengan program intervensi seperti Canting Gulo Mojo (Cegah Stunting, Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto). Program ini terintegrasi dari hulu ke hilir, melibatkan berbagai kelompok, mulai dari remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu pascasalin, hingga balita, melibatkan lintas sektor.
Inovasi ini berhasil menekan angka stunting dari 9,04 persen di tahun 2019 menjadi 2,04 persen per-Desember 2023, seperti yang tercatat dalam data EPBGBM. Prestasi ini membawa Kota Mojokerto meraih penghargaan Kota Terinovatif dalam Innovative Government Award (IGA) tahun 2023 oleh Kementerian Dalam Negeri RI.
Pemkot juga melibatkan warga aktif dengan membentuk 1623 kader motivator di setiap lingkungan. Mereka telah dilatih untuk secara rutin mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), termasuk edukasi terkait stunting di tempat tinggal masing-masing.
“Untuk stunting, kami mengajak kader motivator agar ikut mengkampanyekan menu double protein untuk balita stunting. Tiap kelompok juga kami bekali dengan antropometri kit agar bisa ikut memantau langsung perkembangan balita di lingkungan masing-masing. Sehingga kami bisa mendapatkan data by name by address yang valid,” jelas Kepala Dinas Kesehatan P2KB, dr. Farida Mariana.