Prioritaskan Data By Name By Addres Tepis Isue di Masyarakat

Di gedung DPRD Bupati Bojonegoro Anna Mu'awannah Bersama komisi C DPRD Bojonegoro Bersinergi Rencanakan percepatan penurunan kemiskinan di Bojonegoro (Dok Foto IST)

BOJONEGORO, RadarBangsa.co.id – Program pengentasan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Bojonegoro terus dimatangkan. Hal ini ditunjukkan dengan sinergitas Pemerintah Bojonegoro dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam sinkronisasi data angka kemiskinan ekstrem.

Rapat sinkronisasi data angka kemiskinan diselenggarakan di Gedung DPRD Bojonegoro, Kamis (7/7/2022). Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Bojonegoro Anna Mu’awannah, Asisten Pemerintah Bojonegoro, Kepala organisasi perangkat daerah (OPD) yang terkait, Pimpinan DPRD Bojonegoro serta Komisi C DPRD.

Bacaan Lainnya

Bupati Bojonegoro Anna Mu’awannah menegaskan, tidak ada perubahan data di masyarakat setelah muncul angka kemiskinan di Bojonegoro oleh Badan Statistik Nasional (BPN).

Bahkan, pendataan mandiri yang dilaksanakan mulai Januari 2022 berdasarkan nama dan alamat untuk identifikasi kesesuaian program kegiatan intervensi dengan strategi pengentasan kemiskinan.

“BPS merupakan lembaga independen milik pemerintah, adanya pendataan mandiri yang dilakukan Pemkab Bojonegoro justru meluruskan stigma yang tidak benar di masyarakat,”tegasnya.

Dimana, lanjut Bupati Anna, pendataan yang dilakukan BPN adalah secara random. Sehingga dengan data yang berbasis nama dan alamat bisa lebih tepat dalam memberikan program pengentasan kemiskinan.

“Sebagai kepala daerah, saya mendapat tugas melaksanakan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, menetapkan data sasaran, menetapkan program dan kegiatan pada RKPD dan memfasilitasi penyediaan lahan perumahan bagi penerima manfaat,” tandasnya.

Bupati Anna menjelaskan bahwa Pemkab Bojonegoro telah melakukan serangkaian program prioritas yang mendukung penanganan kemiskinan ekstrem. Yakni yang bersifat meringankan beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan maupun meningkatkan konektivitas antar wilayah dengan alokasi anggaran Rp 1,144 triliun.

Dia menjelaskan, program untuk mengurangi beban pengeluaran diantaranya
Beasiswa scientist dengan alokasi untuk 581 mahasiswa, Beasiswa dua sarjana per desa untuk 1.803 mahasiswa; Beasiswa penyelesaian tugas akhir untuk 2.000 mahasiswa; DAK MA untuk 56 lembaga/ 8.581 siswa, Santunan duka untuk 7.500 jiwa
UHC/ sharing JKN untuk 477.755 jiwa, BPNT Daerah untuk 6.123 KPM, Bansos asistensi penyandang disabilitas untuk 200 orang, Bansos anak yatim dan anak terlantar non panti untuk 7.288 anak, Bantuan untuk orang sakit menahun dengan sasaran 1.000 orang, Rantang Kasihmoe (bantuan permakanan lansia miskin) untuk 3.630 lansia
Perbaikan atap, lantai dan dinding (Aladin) untuk 6.000 unit, Penyediaan air bersih, Pembangunan jamban sehat (ODF) untuk 3.605 rumah tangga sasaran.

Sedangkan untuk meningkatkan pendapatan Program Petani Mandiri (PPM) untuk sasaran 561 Poktan, Bantuan stimulan BUMDES untuk 15 BUMDes, Program 100.000 lapangan kerja baru untuk Pelatihan kerja 80 orang, job fair 200 orang, pelatihan kewirausahaan 40 orang

“Meningkatkan konektivitas antar wilayah, BKD jalan poros desa untuk 154 desa
PJU lintas kecamatan,”tambahnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Bojonegoro Abdullah Umar menyampaikan, sebagai lembaga legislatif, pihaknya mengapresiasi langkah maupun program yang dilakukan Pemkab dalam percepatan penanganan kemiskinan ekstrem di Bojonegoro.

Meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro merilis data angka kemiskinan di Bojonegoro mengalami peningkatan, sangat penting untuk mensikronisasi data tersebut.

“Mari kita mencari solusi bersama dalam untuk mengatasi permasalahan yang menghambat percepatan penanganan angka kemiskinan ekstrem,” ujarnya.

Dia menambahkan dengan berbagai program yang telah disiapkan dan dilakukan oleh Pemkab, diharapkan angka kemiskinan di Bojonegoro semakin menurun.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *