KOTA BATU, RadarBangsa.co.id – Penanganan sampah di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu kini mulai menunjukkan perkembangan positif. Setiap hari, volume sampah yang dihasilkan masyarakat desa tersebut mencapai sekitar 4 ton, terdiri dari sampah organik dan nonorganik. Pemerintah Desa (Pemdes) Mojorejo telah mengoperasikan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) untuk mengelola sampah tersebut.
TPS3R Mojorejo berdiri di atas tanah kas desa (TKD) seluas kurang lebih 400 meter persegi. Bangunan ini dilengkapi dua unit insinerator dan tempat pemilahan sampah basah serta kering. Proses pengelolaannya melibatkan 15 tenaga kerja setiap hari.
“TPS3R ini baru beroperasi sekitar tiga bulan. Tentu masih ada banyak kekurangan yang perlu disempurnakan, terutama terkait peralatan pendukung,” ujar Kepala Desa Mojorejo, Rujito, Jumat (13/6/2025).
Rujito mengungkapkan, salah satu kebutuhan mendesak adalah alat conveyor untuk memudahkan pemilahan sampah sebelum masuk ke mesin insinerator. Pemdes bersama Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mojorejo terus berupaya mempercepat sistem pengelolaan sampah agar permasalahan sampah desa bisa ditangani secara optimal.
“Dukungan peralatan sangat penting. Apalagi sampah di desa kami volumenya cukup besar, jadi pengelolaan harus kita kebut,” imbuhnya.
Selain itu, Pemdes juga tengah mengembangkan produksi maggot sebagai bagian dari pengolahan sampah organik. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu pun mendukung dengan rencana pembangunan rumah kompos di lokasi yang sama.
“Kami mengimbau warga agar ikut berperan aktif dengan memilah sampah dari rumah sebelum diangkut petugas. Ini akan sangat membantu mempercepat proses pengolahan di TPS3R,” kata Rujito.
Pada kesempatan yang sama, tujuh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik semester enam menggelar riset terkait pengelolaan sampah di Mojorejo. Ketua tim riset, Alifiyah Amelia, menjelaskan bahwa riset dilakukan untuk mengamati langsung persoalan sampah di tingkat desa.
“Kami tertarik meneliti penanganan sampah di Kota Batu pascapenutupan TPA Tlekung. Kehadiran kami di TPS3R Mojorejo ini untuk observasi dan memberi masukan kecil, misalnya soal pentingnya pemasangan spanduk imbauan di lokasi kerja,” jelas Alifiyah.
Selain itu, tim riset UMM juga memberikan saran terkait keselamatan kerja.
“Tenaga kerja di TPS3R sebaiknya dilengkapi alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan hand sanitizer. Kami juga menyoroti belum tersedianya toilet bagi pekerja, yang tentu sangat dibutuhkan,” tambahnya.
Alifiyah menegaskan, pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama.
“Sampah berasal dari masyarakat, jadi peran aktif warga sangat penting. Sampah bukan hanya urusan pemerintah, tetapi harus dikelola bersama. Jika dikelola dengan baik, nilai ekonomisnya pun akan kembali ke masyarakat,” pungkasnya.
Penulis : Heru Iswanto
Editor : Zainul Arifin