PASURUAN, RadarBangsa.co.id – Upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Pasuruan. Melalui Unit Pelaksana Teknis Latihan Kerja dan Dinas (UPT LKD), Dinas Ketenagakerjaan kembali menggelar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) yang diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah.
Program yang berlangsung selama sebulan penuh ini membuka delapan kejuruan unggulan, mulai dari teknik industri hingga layanan jasa modern. Di antara semua bidang, pelatihan barista atau peracik kopi menjadi sorotan tersendiri.
Kepala UPT LKD Kabupaten Pasuruan, Muhammad Farid Ardiansyah, mengatakan, kelas barista dipilih karena meningkatnya minat masyarakat terhadap profesi tersebut. Fenomena menjamurnya kafe dan coffee shop di berbagai wilayah menjadi alasan utama.
“Kami ingin menjadi UPT LKD yang selalu up to date dengan perkembangan zaman. Profesi barista kini bukan sekadar tren, tapi sudah menjadi mata pencaharian yang menjanjikan,” ujar Farid, Selasa (7/10/2025).
Dalam pelatihan ini, peserta tak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik langsung. Fasilitas yang disediakan pun lengkap, meliputi uang transport, seragam olahraga, sepatu, tas, alat tulis, bahan praktik, hingga asuransi ketenagakerjaan.
Farid menjelaskan, total 128 peserta mengikuti pelatihan yang dibagi ke dalam delapan kejuruan. Masing-masing kelas diikuti 16 orang, dengan durasi pelatihan selama 30 hari plus dua hari uji kompetensi.
Adapun kejuruan yang dibuka meliputi forklift, service sepeda motor, bubut CNC, las listrik, menjahit, tata rias kecantikan, processing hasil minuman, dan barista.
“Melalui pelatihan berbasis kompetensi ini, kami ingin membekali peserta dengan keterampilan nyata agar bisa bersaing di dunia kerja atau bahkan membuka usaha sendiri,” tambahnya.
Lebih jauh, ia berharap pelatihan ini dapat menjadi salah satu strategi pemerintah daerah dalam menekan angka pengangguran terbuka dan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat.
“Harapannya tentu saja mereka bisa masuk pasar kerja formal, sementara yang informal bisa menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin,” tutur Farid.
Sementara itu, Muammar Husni, salah satu instruktur barista, mengaku antusias berbagi pengalaman. Ia sudah lebih dari sepuluh tahun menekuni profesi ini dan ingin menularkan ilmu dasar meracik kopi kepada peserta baru.
“Kunci utama ada di dasar yang kuat. Saya dulu belajar di Kediri, dan dari situ rezeki terus mengalir. Semoga peserta di sini bisa merasakan hal yang sama,” katanya dengan senyum optimistis.
Pelatihan ini diharapkan tak hanya menghasilkan tenaga kerja kompeten, tetapi juga melahirkan barista-barista lokal yang mampu menyeduh kopi sekaligus peluang baru di Pasuruan.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin