PASURUAN, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau kesiapan sarana dan prasarana Sekolah Rakyat (SR) di Gedung Eks Kantor Pemkab Pasuruan, Rabu (2/7). Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian pengecekan terhadap 19 SR yang akan mulai beroperasi pada 14 Juli mendatang.
SR di Kabupaten Pasuruan sendiri akan membuka enam rombongan belajar (rombel) dengan total 150 siswa. Rinciannya, tiga rombel untuk jenjang SMP dengan 75 siswa, dan tiga rombel untuk jenjang SMA juga dengan 75 siswa.
Dalam peninjauan tersebut, Khofifah memastikan kondisi fisik sarana dan prasarana di SR Kabupaten Pasuruan sangat layak dan memenuhi standar kelayakan. Fasilitas seperti ruang kelas, ruang makan, kamar mandi, kamar tidur, hingga meja belajar telah tersedia dan dinilai siap pakai.
“Fasilitasnya sangat memenuhi syarat untuk tempat pembelajaran. Semoga proses belajar berjalan lancar dan mampu memberikan pembinaan karakter yang kuat bagi para siswa,” ujar Khofifah.
SR ini juga dilengkapi ruang laboratorium, ruang praktikum, asrama yang terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan, serta dapur. Khusus untuk kamar, Gubernur Khofifah menilai ukurannya cukup luas dan sudah dilengkapi meja belajar di setiap unitnya.
“Tempatnya juga luas, ada lapangan, masjid, area parkir, dan bahkan telah memenuhi standar desain Sekolah Rakyat yang dicanangkan Presiden Prabowo, yaitu dilengkapi kolam renang,” imbuhnya.
Khofifah menambahkan, konsep boarding school yang diterapkan di SR sangat mendukung pembentukan karakter peserta didik. Program ini diyakini mampu memberikan penguatan nilai-nilai disiplin dan kemandirian melalui pengawasan wali asuh yang intensif.
“Insya Allah anak-anak mendapatkan pembelajaran yang sangat baik. Wali asuh juga harus berperan aktif dalam memberikan bimbingan dan pembinaan,” ujarnya.
Gubernur juga menegaskan bahwa SR ditujukan bagi peserta didik dari keluarga kurang mampu. Kriteria siswa adalah mereka yang masuk dalam kategori Desil 1 (keluarga miskin) dan Desil 2 (keluarga rentan), sesuai Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Peserta didik Desil 1 dan 2 adalah anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem,” tegasnya.
Salah satu calon siswa SR Pasuruan, Dahlan (16), mengungkapkan rasa syukurnya saat ditemui dalam acara Sapa Bansos di Pendopo Kabupaten Pasuruan. Ia mengaku sempat putus sekolah dan kini berkesempatan kembali melanjutkan pendidikan.
“Sempat putus sekolah, sekarang bisa sekolah lagi di kelas 1 SMP. Saya senang dan berterima kasih kepada Ibu Gubernur dan Pak Bupati yang telah memperhatikan saya dan teman-teman yang tidak mampu,” ungkapnya dengan wajah ceria.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin