Identik dengan Suasana Desa, “Akkalimbu Rapa”

- Redaksi

Kamis, 26 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Warga saat menikmati suasana pagi dengan memakai sarung

Warga saat menikmati suasana pagi dengan memakai sarung

BANTAENG, RadarBangsa.co.id – Budaya kebiasaan warga pedesaan yang identik dengan kalimat “Kalimbu rapa” diartikan dengan (memakai selimut red) jika sore hari , inilah ciri khas masyarakat yang berada di daerah ketinggian sebuah Desa.Ya Desa kayu Loe tepatnya di Dusun Parang Labbua, Kecamatan Bantaeng Rabu (25/12).

Dimana masyarakat sering berkumpul pada pagi dan sore hari, mereka asyik berbagi cerita dengan berteman kertas membentuk sebatang rokok dari bahan tembakau dengan istilah (Gulsek) gulung sendiri.

Istilah a’kalimbu tersebut dengan menggunakan sebuah sarung identik dengan suasana kampung yang begitu dingin dan sejuk.

Baca Juga  Kirab Tumpeng dan Campursari Kembange Jagat Meriahkan Sedekah Bumi Dusun Mojotengah, Gresik

Namun, mengisahkan berbagai ispirasi dan pemikiran kreatif sering muncul ketika ngumpul bareng sembari a’kalimbu di temani sebuah bungkusan, tembako Sarru, tembakau menyengat sambil bercanda gurau dengan bahasa keseharian Makassar “akkonjo”.

Mulai bicara dari pola perkembangan tanaman , kemajuan Pembangunan Desa, propesi yang menguntungkan, Alat teknologi, bahkan gosip ikut terselip sembari menikmati secangkir kopi pahit atau istilah kopi paronda.

“Assipana” Enaknya kata Maris yang ikut mengabadikan gambar melalui Hp android dari balik celana pendek Ala Pakampong,” Akunya.

Baca Juga  Tim Disbudpar Jatim Survey Lapangan, Pastikan Kesiapan Pelaksanaan FKPU di Sampang

Khayalan tingkat Dewa pun muncul tapi wajarlah bagi kaum tani yang merindukan perubahan hidup dari tahun ke tahun yang nyaris tak berubah kini 2019 beranjak pergi 2020 mengintip mesra hanya rasa syukur yang membuat kami bertahan walau hujan emas di kabarkan di seberang sana.

“Ni sukkuri mami tallasaka tanna irija bosi Bulaeng ri Balleang Bori”,pungkas Dg Rama dengan istilah pote-pote.

Baca Juga  Loemadjang Mbiyen #3 di PG Jatiroto Gelar Fashion Show

Dibalik candaan namun selalu timbul larut keseriusan sembari mengisap sebatang rokok dan merapatkan sarung salah satu merek yang ia pakai.

“Kamenne minne gitte sikampong punna karuengi keadaanta kamase,artinya beginilah kita punya kebiasaan jika sore hari,”Beber Podding.

Tak hanya itu dibalik jendela terkadang juga ada warga “accoddo” berkata apamamo kamase,artinya apalagi kasian, setelah muncul ingin bergabung larutnya dalam kumpulan tersebut.

“Memang enak kalau selalu kumpul orang sambil bincang-bincang terkait kemajuan Kampung di Desa kita ini,” Imbuh Supu. (AL)

Berita Terkait

Disparbudpora Bondowoso Peringati Hari Batik dan Kopi Internasional
Hari Batik Nasional 2024, Khofifah Dorong Masyarakat untuk Bangga Berbatik
Pemkab Pasuruan Wajibkan Batik Nasional 1-4 Oktober
Pembukaan Ceremoni Festival Maulid 2024 Diwarnai Seni Budaya
Desa Setro Gresik Rayakan Sedekah Bumi dengan Jalan Sehat Berhadiah
Maulid Nabi dan Tasyakuran di Desa Pangreh Sidoarjo Meriah
RW 03 Lempongsari Semarang Gelar Pengajian Maulid Nabi
Pj Gubernur Adhy Ajak Teladani Sifat Rasulullah SAW dan Beri Bonus Kafilah Jatim
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 3 Oktober 2024 - 10:51 WIB

Disparbudpora Bondowoso Peringati Hari Batik dan Kopi Internasional

Rabu, 2 Oktober 2024 - 08:57 WIB

Hari Batik Nasional 2024, Khofifah Dorong Masyarakat untuk Bangga Berbatik

Rabu, 2 Oktober 2024 - 07:34 WIB

Pemkab Pasuruan Wajibkan Batik Nasional 1-4 Oktober

Selasa, 1 Oktober 2024 - 14:49 WIB

Pembukaan Ceremoni Festival Maulid 2024 Diwarnai Seni Budaya

Minggu, 29 September 2024 - 15:40 WIB

Desa Setro Gresik Rayakan Sedekah Bumi dengan Jalan Sehat Berhadiah

Berita Terbaru

Pendidikan

Edukasi ‘Ayo Makan Seafood’ Semarakkan Bulan Bahasa Siswa SD

Minggu, 6 Okt 2024 - 06:49 WIB