Senator Cantik Ning Lia: Teladan Nabi Muhammad SAW Harus Jadi Inspirasi Bangsa Hadapi Krisis Moral

- Redaksi

Jumat, 5 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah dipandang sebagai momen refleksi bagi perjalanan bangsa Indonesia. Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama atau akrab disapa Ning Lia, menilai peringatan kelahiran Rasulullah seyogianya dimaknai lebih dari sekadar perayaan, melainkan teladan membangun peradaban dengan akhlak dan visi keberlangsungan umat.

 

“Ketika Nabi menghadapi penindasan Quraisy, beliau tidak pernah mengedepankan kekerasan sebagai jalan utama. Bahkan Perang Badar, Uhud, hingga Khandaq, semuanya bersifat defensif, untuk menjaga marwah umat Islam. Tawanan perang pun diperlakukan dengan perikemanusiaan. Inilah teladan besar bahwa perjuangan kebenaran harus diiringi akhlak mulia, bukan kebrutalan,” kata Ning Lia dalam keterangannya.

 

Menurut putri KH Maskur Hasyim tersebut, nilai perjuangan Nabi juga tercermin dalam sejarah bangsa Indonesia. Para pendiri bangsa, seperti KH Hasyim Asy’ari, Bung Karno, hingga Jenderal Sudirman, menjadikan moral dan spiritual sebagai energi perjuangan.

 

“Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 adalah contohnya. Ulama dan santri tidak sekadar mengangkat senjata, tetapi juga mengangkat moral bangsa untuk tidak tunduk pada penjajahan. Ini sejalan dengan misi Rasulullah: membebaskan manusia dari penindasan tanpa kehilangan martabat sebagai manusia beradab,” jelasnya.

 

Ia mengingatkan, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 pun lahir dari kesadaran kolektif yang dipupuk lewat musyawarah dan gotong royong, bukan kekerasan. “Piagam Jakarta dan Pancasila lahir dari musyawarah, bukan paksaan. Itu adalah jejak peradaban Nabi Muhammad yang dihidupkan dalam konteks kebangsaan kita,” tambahnya.

 

Refleksi ini, kata Ning Lia, semakin relevan di tengah tragedi kerusuhan yang baru-baru ini melanda sejumlah daerah. Ia menyoroti perusakan gedung bersejarah, termasuk Gedung Negara Grahadi di Surabaya. “Ini bukan sekadar kehilangan bangunan, melainkan kehilangan memori kolektif bangsa. Sama halnya ketika kaum Quraisy mencoba merusak Ka’bah, itu bukan sekadar menghancurkan batu, tapi simbol persatuan umat,” ujarnya.

 

Yang lebih memprihatinkan, lanjutnya, adalah keterlibatan anak di bawah umur dalam aksi-aksi destruktif. “Betapa mirisnya jika anak-anak yang mestinya tumbuh menjadi penerus bangsa justru dijadikan pion kerusuhan. Padahal Nabi bersabda *al-syabāb ‘imād al-ummah* (pemuda adalah tiang umat). Kalau tiangnya dirusak sejak dini, bagaimana bangunan bangsa ini akan kokoh?” tegasnya.

 

Di sisi lain, ia menekankan pentingnya memperkuat pendidikan sebagai benteng utama bangsa. Menurutnya, guru harus diberdayakan agar fokus mendidik karakter, bukan dibebani administrasi berlebihan. “Kalau kita ingin anak-anak kebal dari provokasi, biarkan guru fokus membangun hubungan interpersonal dengan murid. Pendidikan Nabi adalah contoh: beliau tidak sekadar menyampaikan wahyu, tetapi membentuk karakter sahabat dengan kasih sayang,” ujarnya.

 

Ning Lia juga menyinggung dampak pendidikan daring saat pandemi yang membuat anak-anak kehilangan interaksi langsung, sehingga lebih rentan terhadap disinformasi. Karena itu, ia menilai Maulid Nabi menjadi momentum untuk memperkuat pendidikan humanis yang menyentuh akal, hati, dan moral sekaligus.

 

“Jika Nabi Muhammad mampu mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik hanya dalam 23 tahun, bangsa Indonesia pun bisa keluar dari krisis moral dan sosial. Syaratnya adalah menempatkan ilmu, akhlak, dan kasih sayang sebagai senjata utama. Inilah senjata yang lebih kuat daripada kekerasan apa pun,” pungkas Ning Lia.

Penulis : Nul

Editor : Zainul Arifin

Berita Terkait

Banyuwangi Bersholawat Jadi Puncak Meriah Hari Santri 2025
Puluhan Ribu Umat Islam Padati Gebyar Sholawat Hari Santri di Pasuruan
Wali Kota Blitar Ajak Santri Jadi Pelopor Peradaban Global
Ipuk Perkenalkan Keunikan Musik Perkusi Using Banyuwangi
Pertura Blitar Hadirkan Seni, Budaya, dan Komunikasi Publik
Ribuan Peserta Meriahkan Ijen Marching Festival Banyuwangi 2025
Senator DPD RI asal Jawa Timur Lia Istifhama Diganjar Mustika Selendang Emas atas Kiprahnya Lestarikan Budaya Nusantara
Pemkot Semarang Dorong Ekonomi Kreatif Lewat Festival Budaya

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 06:05 WIB

Banyuwangi Bersholawat Jadi Puncak Meriah Hari Santri 2025

Kamis, 23 Oktober 2025 - 07:40 WIB

Puluhan Ribu Umat Islam Padati Gebyar Sholawat Hari Santri di Pasuruan

Kamis, 23 Oktober 2025 - 07:20 WIB

Wali Kota Blitar Ajak Santri Jadi Pelopor Peradaban Global

Rabu, 22 Oktober 2025 - 19:01 WIB

Ipuk Perkenalkan Keunikan Musik Perkusi Using Banyuwangi

Rabu, 22 Oktober 2025 - 07:24 WIB

Pertura Blitar Hadirkan Seni, Budaya, dan Komunikasi Publik

Berita Terbaru

Politik - Pemerintahan

Gubernur Khofifah Pastikan Jembatan Kutorejo Nganjuk Rampung November

Minggu, 26 Okt 2025 - 11:45 WIB

Bupati Asahan Taufik Zainal Abidin, S.Sos., M.Si., menutup pelaksanaan Pesparawi VIII Kabupaten Asahan Tahun 2025 dengan meriah dan penuh suka cita. (Foto: Ist)

Politik - Pemerintahan

Bupati Asahan Tutup Pesparawi VIII Penuh Sukacita

Minggu, 26 Okt 2025 - 00:28 WIB

Sejumlah mahasiswa merangsek masuk ke rumah dinas Bupati Asahan untuk membubarkan kegiatan Konsolidasi BEM Nusantara, Jumat (24/10/2025). (Foto: Jk)

Politik - Pemerintahan

Ricuh di Rumdis Bupati Asahan, Alumni BEM Nus Tegur Sikap Mahasiswa

Minggu, 26 Okt 2025 - 00:21 WIB