SUMBA TIMUR, RadarBangsa.co.id – Kawasan Transmigrasi Melolo di Sumba Timur mulai dilirik sebagai model pengembangan transmigrasi modern berbasis industri. Dalam kunjungan kerjanya, Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan perlunya infrastruktur dasar agar sinergi antara transmigran dan industri dapat melahirkan pusat pertumbuhan baru di luar Jawa, Selasa (19/8/2025).
Dalam kunjungan tersebut, AHY didampingi Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman. Keduanya meninjau langsung aktivitas transmigran serta keberadaan industri gula yang dikelola PT Muria Sumba Manis (MSM). Perusahaan ini mengembangkan perkebunan tebu sekaligus industri gula yang berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi kawasan.
“Transmigrasi punya lahan dan tenaga kerja, sementara industri hadir dengan modal, teknologi, dan juga sebagai off-taker dari hasil produksi. Sinergi ini harus kita dukung dengan infrastruktur yang memadai agar kawasan transmigrasi bisa tumbuh menjadi pusat pertumbuhan baru,” ujar AHY.
Menurutnya, integrasi antara transmigrasi dan industri tidak hanya menjawab kebutuhan gula nasional, tetapi juga membuka peluang energi baru. Kawasan ini diproyeksikan mampu menghasilkan bioetanol dan listrik hingga 22 megawatt, sebagian di antaranya dapat disalurkan ke masyarakat melalui kerja sama dengan PLN.
Untuk menjamin keberlanjutan proyek, AHY menekankan tiga aspek utama yang harus dipenuhi. Pertama, kepastian lahan dengan status clean and clear, khususnya terkait hak guna usaha (HGU). Kedua, peningkatan kualitas jalan agar mobilitas barang dan tenaga kerja lebih cepat. Ketiga, pengembangan pelabuhan guna mengefisienkan distribusi logistik dan meningkatkan daya saing.
“Kita ingin memastikan semua ini konkret. Bukan hanya wacana, tetapi benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tegas AHY.
Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah menambahkan, pengembangan kawasan transmigrasi tidak bisa dilakukan secara sektoral. Diperlukan sinergi lintas kementerian, industri, dan masyarakat lokal agar kawasan transmigrasi menjadi bagian dari agenda industrialisasi di luar Jawa.
“Kawasan Transmigrasi Melolo memiliki potensi besar sebagai pilot project. Integrasi transmigrasi dengan industri dapat membuka lapangan kerja sekaligus menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di NTT,” jelasnya.
Ia menegaskan, pembangunan transmigrasi modern tidak lagi sebatas memindahkan penduduk, melainkan menjadi strategi pembangunan wilayah dengan melibatkan transmigran dan warga lokal sebagai tenaga kerja industri.
Lebih jauh, AHY menilai pendekatan berbasis industri dapat membantu mengurangi kemiskinan ekstrem dan menekan ketimpangan antarwilayah. “Ini bukan hal abstrak, melainkan nyata. Kita sudah melihat langsung bagaimana kawasan ini berkembang dan punya potensi besar,” ujarnya.
Kunjungan tersebut juga dihadiri Staf Khusus Menko, Agust Jovan Latuconsina dan Arief Rahman, yang turut mendampingi dalam rangkaian agenda lapangan.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin