MATARAM, RadarBangsa.co.id – Dalam upaya mendukung target nasional Eliminasi Tuberkulosis (TBC) tahun 2030, RSUD Kota Mataram meluncurkan program inovatif bertajuk RATU PERMATA atau Gerakan Aktif Temukan Tuberkulosis dan Pantau Tuntas Terapi.
Program ini menjadi terobosan dalam layanan kesehatan yang mengusung pendekatan Active Case-Finding (ACF), yaitu penemuan kasus secara aktif dengan menggandeng komunitas sosial dan menyasar langsung masyarakat melalui layanan bergerak Medical Check-Up Mobile (Bus MCU).
“Deteksi dini menjadi kunci utama untuk menurunkan angka TB. RATU PERMATA hadir untuk menjangkau mereka yang selama ini sulit atau enggan datang ke layanan kesehatan,” kata Direktur RSUD Kota Mataram, dr. Hj. Eka Nurhayati, Sp.OG., Subsp. FER., M.Kes., M.Sc., dalam peluncuran program, Kamis (26/6).
Salah satu keunggulan program ini adalah skrining langsung di pusat-pusat aktivitas warga, seperti kelurahan, pasar, sekolah, hingga tempat ibadah. Bus MCU yang digunakan telah dilengkapi berbagai fasilitas pemeriksaan, mulai dari rontgen dada, cek tekanan darah dan gula darah, rekam jantung, hingga layanan tumbuh kembang anak.
“Pelayanan dilakukan di tempat yang akrab bagi masyarakat. Ini membuat mereka lebih nyaman dan tidak merasa dihakimi,” ujar dr. Eka.
Inovasi RATU PERMATA juga memperkuat peran kader kesehatan dan komunitas sosial. Mereka dilatih untuk melakukan edukasi, skrining, serta pemantauan pasien TB secara rutin. Tim akan aktif menjangkau wilayah-wilayah yang terdeteksi sebagai kantong kasus maupun daerah dengan cakupan pemeriksaan yang masih rendah.
“Kami ingin melibatkan masyarakat sebagai bagian dari solusi. Kader lokal tahu medan dan lebih dipercaya warga,” terang dr. Eka.
Selain layanan fisik, RSUD Kota Mataram juga tengah mengembangkan aplikasi mobile dan platform digital. Teknologi ini akan memfasilitasi pendaftaran mandiri, pelaporan gejala TB, pemantauan terapi, hingga pengingat harian minum obat bagi pasien.
“Pemanfaatan teknologi akan memangkas hambatan administratif dan membuat layanan lebih terukur dan responsif,” ujar dr. Kana Wulung, Sp.P., yang turut terlibat dalam pengembangan sistem digital tersebut.
Program RATU PERMATA dilaksanakan sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC dan Peraturan Gubernur NTB Nomor 35 Tahun 2024 tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan TB.
“Pendekatan ini kami desain agar sejalan dengan kebijakan nasional sekaligus menjawab tantangan lokal. Kolaborasi menjadi kuncinya,” jelas dr. Eka.
Dengan semangat kolaborasi dan pendekatan humanis, RSUD Kota Mataram berharap RATU PERMATA dapat menjadi model layanan kesehatan berbasis komunitas yang bisa direplikasi oleh daerah lain.
“Tujuan akhir kami adalah menjadikan Kota Mataram sebagai kota bebas TB. Ini bukan sekadar target angka, tapi soal menyelamatkan nyawa dan memulihkan harapan masyarakat,” pungkas dr. Eka.
Penulis : Aini
Editor : Zainul Arifin