BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Malam pergantian tahun di Kabupaten Banyuwangi terasa spesial. Ribuan orang berkumpul di alun-alun Taman Blambangan untuk berselawat bersama Habib Syech Abdul Qadir Assegaf dan Ustaz Yusuf Mansur. Tanah lapang yang mampu menampung puluhan ribu massa itu pun terlihat sesak dengan jamaah.
Meski beberapa kali tampil di Banyuwangi, namun baru kali ini Habib Syech hadir kala pergantian tahun. Hal tersebut, menurut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, sebagai bagian dari refleksi atas capaian Banyuwangi dan resolusi untuk tahun mendatang.
“Pembangunan Banyuwangi harus seperti kendang. Diawali dengan baik dan ditutup pula dengan baik. Selawatan pada momentum pergantian tahun ini, adalah upaya untuk menutup tahun dengan baik dan mengawalinya dengan baik pula,” ungkap Anas saat membuka acara refleksi akhir tahun tersebut, Selasa tengah malam (31/12/2019).
Dengan mengakhiri serta mengawali tahun dengan selawat serta munajat kepada Tuhan Yang Maha Esa, imbuh Anas, memberikan keberkahan tersendiri bagi Banyuwangi.
“Alhamdulillah, sepanjang tahun ini, banyak sekali prestasi yang telah ditorehkan oleh masyarakat Banyuwangi. Mulai dari menurunnya angka kemiskinan hingga naiknya pendapatan masyarakat,” ungkap Anas.
Anas juga berharap, segala prestasi yang telah ditorehkan bisa ditingkatkan pada tahun depan. Serta hal-hal yang belum terealisasi, segera bisa diwujudkan.
“Semoga pada tahun depan yang cukup berat karena bersamaan dengan tahun politik ini, Banyuwangi terus berprestasi,” harap orang nomor satu di Banyuwangi itu.
Habib Syech sendiri merasa bahagia bisa melewati pergantian tahun di Banyuwangi. Bahkan, ia datang bersama keluarga besarnya sejak tiga hari lalu. “Saat ditawari pak bupati untuk berselawat pada malam tahun baru di Banyuwangi, saya langsung siap,” tuturnya.
Banyuwangi, menurut Habib Syech, telah jadi rumah kedua bagi keluarga besarnya. Keramahan penduduknya serta keindahan alamnya menjadikan Banyuwangi jadi pilihan liburan bagi keluarganya.
“Mereka (keluarga Habib Syech) selalu antusias ketika diajak ke Banyuwangi. Alamnya indah, orangnya ramah, makanannya juga lezat,” jelas pimpinan grup selawat Ahbabul Mustofa itu.
Pagelaran selawat bersama Habib Syekh yang bertepatan dengan hari libur ini pun jadi berita baik bagi Syekhermania – julukan bagi penggemar Habib Syech. Banyak pecinta selawat dari luar kota yang menyerbu Banyuwangi demi hadir pada acara tersebut. Tak ayal hal ini semakin membuat ramai. Hal tersebut tampak dari bendera yang mereka bawa. Selain dari kabupaten tetangga di kawasan tapal kuda, juga tak sedikit jamaah yang berasal dari Bali.
Mereka semua larut dengan lantunan selawat ulama asal Solo tersebut. Bait-bait selawatnya yang telah populer, semuanya diikuti oleh jamaah.
Selawat “Man Anaa” yang dibawakan oleh Habib Syech bersama cucunya, Sayyid Muhammad Hadi Assegaf, langsung membius pengunjung. Mereka bersama-sama melantunkannya dengan iringan musik hadrah al-banjar. Begitu pula dengan tembang selawat lainnya.
Tak hanya berselawat, mereka juga diajak bermanfaat dan berefleksi di akhir tahun ini bersama Ustaz Yusuf Mansur. Pengasuh Pesantren Darul Quran yang memiliki cabang di berbagai daerah di nusantara itu, mengajak warga Banyuwangi untuk merenungkan faidah selawat.
Dengan berselawat, ungkap Yusuf Mansur, segala hajat bisa terkabul. Segala persoalan pun bisa terselesaikan. Ia menceritakan kisah nyata seorang anak muda dari pelosok yang ingin kuliah di Madinah. Berkah mendawamkan selawat tiap usai salat, doanya terkabul lewat jalur yang tak disangka-sangka. Begitu juga dengan kisah polisi yang promosi berkat selawat.
“Jadi, jika ada yang masih punya masalah, punya hajat di tahun 2019 ini belum selesai, geber selawat tiap waktu. Dengan ijin Allah, saya yakin 2020 selesai semua,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dihadiri sejumlah kiai, habaib dan pimpinan ormas Islam di Banyuwangi. Tampak di antaranya KH. Zainullah Marwan, KH. Muwafiq Amir, Habib Sholeh, KH. Ali Makki, KH. Thoha Muntaha dan sederet kiai Banyuwangi lainnya. (RF/Hr)