LAMONGAN, RadarBangsa.co.id — Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 di Kecamatan Kembangbahu, Kabupaten Lamongan, berlangsung semarak sekaligus penuh makna. Selama dua hari, Selasa–Rabu (21–22 Oktober 2025), ribuan santri dari berbagai pesantren berkumpul di kawasan Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Al Munawwaroh untuk mengikuti serangkaian kegiatan keagamaan dan kebangsaan.
Peringatan tahun ini mengangkat semangat kolaborasi antara ulama dan pemerintah (umara) dalam menjaga keutuhan bangsa. Agenda yang digelar meliputi parade anak santri, apel akbar, hingga pembacaan Sholawat Nariyah sebanyak 4.444 kali.
Kegiatan dimulai dengan parade anak santri pada Selasa (21/10). Santri dari berbagai lembaga pendidikan Islam berjalan rapi membawa spanduk bertema nasionalisme dan atribut pesantren. Warga yang memadati jalan di sekitar lokasi turut memberikan sambutan hangat.
Camat Kembangbahu, Danramil, Kapolsek IPTU Sono, S.H., Wakil Ketua DPRD Lamongan Khusen, dan jajaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kembangbahu turut hadir menyaksikan jalannya parade. Menurut Anwar, Sekretaris MUI sekaligus Sekretaris YPP Al Munawwaroh, kehadiran unsur pemerintah dan aparat keamanan memperlihatkan sinergi nyata antara tokoh agama dan pemerintah daerah.
“Ini bukan sekadar seremonial, tapi bentuk pengakuan atas peran santri dalam menjaga stabilitas sosial dan mendukung pembangunan di daerah,” ujarnya.
Rangkaian acara mencapai puncaknya pada Rabu (22/10) pagi dengan pelaksanaan Apel Akbar Hari Santri Nasional di Lapangan YPP Al Munawwaroh. Ribuan santri berpakaian putih memenuhi lapangan sambil membawa bendera merah putih dan panji pesantren, menciptakan suasana religius yang berpadu dengan semangat kebangsaan.
Dalam amanatnya, Ketua YPP Al Munawwaroh KH Ghufron menegaskan bahwa Hari Santri tidak hanya menjadi peringatan sejarah, tetapi momentum untuk meneguhkan semangat “jihad” dalam arti luas.
“Santri hari ini harus siap berjihad dengan ilmu, ekonomi, dan budaya. Itulah bentuk jihad modern untuk membangun bangsa,” tutur KH Ghufron di hadapan para peserta.
Sore harinya, ribuan santri dan masyarakat kembali berkumpul untuk melantunkan Sholawat Nariyah sebanyak 4.444 kali. Suasana haru dan khidmat menyelimuti acara penutupan tersebut, sebagai simbol doa bersama untuk keselamatan bangsa.
Ketua panitia, Mbah Sugianto, menyampaikan rasa syukur atas suksesnya penyelenggaraan kegiatan. Ia mengatakan seluruh persiapan dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat, pengurus pesantren, dan para santri.
“Dua hari ini benar-benar menunjukkan semangat kebersamaan. Semua pihak terlibat tanpa pamrih,” ujarnya.
Selain memperkuat ukhuwah, peringatan Hari Santri di Kembangbahu juga menjadi sarana menanamkan nilai-nilai Islam moderat di tengah masyarakat. Anwar menegaskan, santri memiliki peran strategis dalam melawan paham radikal yang dapat memecah persatuan bangsa.
“Jihad sekarang bukan lagi perang fisik, tetapi perjuangan melawan kebodohan, kemiskinan, dan ekstremisme. Santri harus tampil sebagai teladan Islam wasathiyah — Islam yang damai, seimbang, dan penuh kasih,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin