BLITAR, RadarBangsa.co.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar bersama Tim Pendamping Tata Kelola Kementerian Kesehatan RI dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) menggelar sosialisasi Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Kesehatan 2025–2029 serta Rencana Kerja (Renja) Tahun 2026 di Hotel Pemkot Blitar Gelar Kelas Kerabat SAE Tanamkan NasionalismePuri Perdana, Kamis (18/9/2025).
Acara ini istimewa karena Kota Blitar ditunjuk sebagai salah satu pilot project penyusunan Renstra dan Renja sektor kesehatan oleh Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan RI. Penunjukan tersebut menempatkan Blitar sebagai daerah percontohan dalam perumusan kebijakan kesehatan berbasis data dan analisis situasi daerah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar, Dharma Setiawan, menjelaskan bahwa proses penyusunan dokumen telah berlangsung selama lima bulan. Dimulai dari serangkaian workshop bersama hingga akhirnya masuk tahap finalisasi.
“Alhamdulillah Kota Blitar ditunjuk sebagai pilot project penyusunan Renstra. Bulan ini kita memasuki tahap final sebelum dipresentasikan di Jakarta bulan depan. Hari ini kita paparkan ke OPD terkait agar program strategis kesehatan bisa dijalankan secara sinergis,” kata Dharma.
Ia menambahkan, Renstra 2025–2029 menitikberatkan pada empat prioritas utama. Pertama, menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Kedua, memperkuat konvergensi penanganan stunting. Ketiga, memperluas jangkauan layanan kesehatan. Keempat, mengeliminasi penyakit menular seperti TBC dan HIV sekaligus mengendalikan penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi.
Ketua Tim Pendamping Tata Kelola Kesehatan dari Universitas Airlangga, Setya Haksama, menuturkan bahwa rancangan dokumen ini disusun berdasarkan hasil analisis situasi dan pemetaan masalah kesehatan di Kota Blitar.
“Alhamdulillah proses penyusunan berjalan baik dan sudah sampai pada hasil final. Dengan rancangan ini, kita berharap Pemkot Blitar dapat segera mengimplementasikan program inovatif pemberdayaan masyarakat agar peningkatan derajat kesehatan lebih nyata dirasakan,” ujarnya.
Setya menekankan, dokumen Renstra tidak hanya menjadi panduan teknis, melainkan juga dasar penyusunan anggaran daerah di bidang kesehatan. Dengan demikian, setiap program yang dirancang memiliki landasan kuat untuk dapat dijalankan secara konsisten.
Sosialisasi ini dihadiri perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk memastikan keterpaduan program kesehatan dengan visi dan misi pembangunan Kota Blitar. Pemerintah daerah berharap dokumen Renstra dan Renja yang tengah difinalisasi dapat menjadi landasan strategis memperkuat layanan kesehatan lima tahun mendatang.
“Kami optimis Renstra Kesehatan 2025–2029 ini mampu menjawab berbagai tantangan kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan dukungan semua pihak, derajat kesehatan warga Blitar akan semakin baik,” pungkas Dharma.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin