BLITAR, RadarBangsa.co.id – Tradisi genduri kirim ndawuhan kembali digelar Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) di kawasan DAM Buk Groyeng, Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Jumat (19/9/2025). Acara adat yang sarat makna ini turut dihadiri Bupati Blitar, Rijanto, bersama jajaran perangkat daerah.
Genduri kirim ndawuhan merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Blitar yang digelar sebagai bentuk syukur sekaligus doa agar segala hajat, khususnya terkait pertanian dan ketersediaan air, dapat berjalan lancar. Dalam prosesi tersebut, warga berkumpul membawa tumpeng, hasil bumi, dan sesaji, yang kemudian dipanjatkan doa bersama di sekitar bendungan.
Bupati Rijanto menilai kegiatan budaya semacam ini tidak hanya menjaga kearifan lokal, tetapi juga menjadi ruang komunikasi antara pemerintah daerah dan masyarakat. Menurutnya, Blitar memiliki potensi besar di bidang pertanian, sehingga sinergi dengan petani mutlak diperlukan.
“Kegiatan seperti ini menjadi wadah untuk pemerintah daerah menjalin komunikasi langsung dengan masyarakat. Kita akan mensurvei titik-titik yang harus segera dilakukan pembenahan, karena potensi Blitar ini ada di pertanian,” ujar Rijanto.
Blitar dikenal sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Timur. Dengan mayoritas masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian, ketersediaan air irigasi menjadi faktor kunci keberlangsungan hasil panen. Karena itu, keberadaan HIPPA dan kegiatan kirim ndawuhan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah.
“Kita memiliki potensi besar untuk program ketahanan pangan. Maka, upaya menjaga kelestarian sumber air melalui kegiatan seperti kirim ndawuhan ini sangat penting,” tambahnya.
Selain bernuansa spiritual, genduri kirim ndawuhan juga merekatkan solidaritas sosial di tengah masyarakat pedesaan. Warga dari berbagai kalangan ikut berpartisipasi, mulai dari petani, tokoh masyarakat, hingga perangkat desa, yang bersama-sama memanjatkan doa agar musim tanam mendatang membawa hasil yang baik.
Pemerintah Kabupaten Blitar memanfaatkan momentum ini untuk mendengar langsung aspirasi warga terkait kebutuhan infrastruktur pertanian, termasuk perbaikan jaringan irigasi dan normalisasi aliran air di sejumlah titik. Menurut Rijanto, gotong royong masyarakat merupakan modal penting untuk menjaga produktivitas pertanian di daerah.
“Tradisi ini bukan hanya doa bersama, tetapi juga semangat kebersamaan yang patut dijaga. Dengan komunikasi yang terjalin baik antara petani dan pemerintah, kita bisa memastikan program pertanian berjalan lancar,” tegasnya.
Warga menyambut baik perhatian pemerintah dalam kegiatan yang sudah menjadi tradisi tahunan tersebut. Mereka berharap ada tindak lanjut nyata, terutama dalam upaya perbaikan fasilitas pendukung pertanian.
“Doa sudah kita panjatkan, kini harapan kami ada di tangan pemerintah untuk memperkuat pertanian Blitar. Dengan dukungan itu, Insya Allah hasil panen petani semakin berkah,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin