SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya peran Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebagai motor perubahan tata kelola pemerintahan daerah menuju Indonesia Emas 2045. Pesan tersebut disampaikannya saat menghadiri Stadium General Penguatan Nilai Kepamongprajaan bertema “Mendukung Efektivitas Tata Kelola Penyelenggaraan Pemerintah Daerah” di Dyandra Convention Center, Surabaya, Minggu (21/12).
Dalam forum yang dihadiri ratusan Praja dari berbagai angkatan itu, Khofifah menekankan bahwa tantangan pemerintahan ke depan tidak cukup dijawab dengan rutinitas birokrasi. Praja IPDN, menurut dia, harus tampil sebagai game changer—pemimpin yang mampu menghadirkan solusi baru, adaptif terhadap perubahan, dan berpihak pada kepentingan publik.
Sebagai Alumni Kehormatan IPDN, Khofifah turut memimpin prosesi penerimaan Korps Praja Angkatan XXXVI dengan menyematkan tanda pangkat kepada dua perwakilan Praja Pratama, dilanjutkan penyiraman air bunga sebagai simbol pengabdian. Momentum tersebut, kata Khofifah, menandai dimulainya tanggung jawab besar sebagai calon pemimpin bangsa.
“Hari ini kita bersama calon pemimpin Indonesia Emas 2045. Selamat kepada Praja Pratama, Praja Muda, Praja Madya, dan Praja Utama. Kalian disiapkan untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara,” ujar Khofifah.
Ia mengingatkan bahwa perjalanan kepemimpinan para Praja berangkat dari nilai-nilai luhur Bumi Mojapahit yang menjunjung persaudaraan, persatuan, dan semangat membangun Nusantara. “Jika kelak menjadi menteri, gubernur, bupati, atau pejabat apa pun, ingatlah bahwa saudara berangkat dari tanah yang mengajarkan persatuan lahir dan batin,” katanya.
Khofifah menilai kehadiran Praja IPDN sangat strategis dalam agenda pembangunan nasional, khususnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan martabat kemanusiaan. Karena itu, Praja dituntut menjadi sumber daya manusia unggul yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial.
“Saudara mungkin berangkat dari Jawa Timur, tetapi yang dibangun adalah Indonesia. SDM yang disiapkan hari ini adalah penguat pembangunan nasional,” tegasnya.
Menghadapi dinamika global, Khofifah menekankan pentingnya kepemimpinan yang adaptif dan responsif. Perubahan iklim, disrupsi digital, hingga tekanan ekonomi global disebut sebagai tantangan nyata yang harus dihadapi dengan inovasi dan pola pikir terbuka.
“Hidup adalah perubahan. Dunia bergerak sangat cepat, dari lokal hingga global. Praja harus adaptif, termasuk menghadapi isu global warming dan climate change,” ujarnya.
Sebagai bentuk komitmen menyiapkan kepemimpinan masa depan, Khofifah memaparkan bahwa Jawa Timur telah mengembangkan enam SMA Taruna berasrama yang menjadi bagian dari ekosistem pembibitan pemimpin bangsa. Salah satunya adalah SMAN 2 Taruna Pamong Praja di Bojonegoro yang bermitra langsung dengan IPDN.
“Ini bukti keseriusan kami menyiapkan generasi emas untuk Indonesia Emas 2045. Praja adalah bagian dari generasi emas itu,” katanya.
Dalam stadium general tersebut, Khofifah juga menyoroti isu strategis yang wajib dikuasai Praja IPDN, mulai dari era digital dan pengelolaan opini publik, efisiensi anggaran, hingga penyesuaian transfer ke daerah. Semua tantangan itu, menurutnya, menuntut perubahan cara berpikir dan kepemimpinan yang berdampak.
“Jadilah game changer. Lihatlah possibility di setiap tantangan. Dari sanalah kinerja, produktivitas, dan dampak kebijakan bisa ditingkatkan,” ucap Khofifah.
Menutup arahannya, Khofifah menegaskan IPDN sebagai kawah candradimuka calon pemimpin bangsa. Nilai ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani harus diterjemahkan secara kontekstual dalam praktik kepemimpinan.
“Praja harus mampu mengasuh, membimbing, dan melayani. Tahu kapan berada di depan dan kapan mendukung dari belakang. Jadilah pemimpin humanis yang selalu hadir dan berpihak kepada masyarakat,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









