SURABAYA, RadarBangsa.co.id — Sekitar 20.000 jamaah Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) larut dalam doa bersama untuk bangsa, yang dipimpin langsung oleh cicit Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, yaitu Syekh Afeefuddin Al-Jailani. Acara ini digelar dalam rangka Hari Lahir (Harlah) ke-79 Muslimat NU dan peringatan Hari Kartini di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) beberapa hari lalu.
Kehadiran Syekh Afeefuddin, yang merupakan cicit ke-33 Nabi Muhammad SAW dan keturunan ke-19 dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, menambah kekhusyukan majelis doa yang juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Umum Dewan Pembina Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa.
“Alhamdulillah, hadir di tengah-tengah kita tamu kehormatan yang kita muliakan, Maulana Syekh Afeefuddin Al-Jailani. Beliau adalah dari garis Sayyidina Hasan dan Husain, serta cicit dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani,” ujar Khofifah dalam sambutannya.
Doa bersama yang berlangsung khidmat turut diisi dengan lantunan manaqib, shalawat Nabi, Mahallul Qiyam, tausiyah, hingga ijazah Dala’ilul Khairat. Ketika Mahallul Qiyam dilantunkan, para jamaah menyambungkan bait “Ya Jaddal Hasan wal Husain” sebagai bentuk penghormatan kepada Syekh Afeefuddin yang berasal dari garis keturunan tersebut.
Khofifah dalam kesempatan itu juga mengajak seluruh jamaah Muslimat NU dan Syekh Afeefuddin untuk mendoakan kedamaian dan kesejahteraan bagi Jawa Timur dan Indonesia secara umum.
“Kita panjatkan doa agar bangsa ini diberikan keberkahan, rakyat hidup damai dan sejahtera, serta Jawa Timur terus mendapat kemajuan,” ujarnya.
Syekh Afeefuddin dalam tausiyahnya mengaku merasa terhormat berada di tengah puluhan ribu jamaah Muslimat NU. Ia menyebut kehadiran ibu-ibu Muslimat bukan sekadar sebagai peserta majelis, melainkan lautan cinta yang menyebarkan kedamaian.
“Saya tidak melihat ibu-ibu, saya melihat lautan cinta. Kita belajar cinta dari para ibu. Hanya mereka yang mampu menumbuhkan cinta yang tulus,” ucapnya.
Syekh Afeefuddin juga menceritakan peran sentral ibu dalam perjalanan keilmuan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, yang memperoleh restu dari sang ibu untuk menimba ilmu ke Baghdad.
“Jadi, kehadiran kalian di sini bukan hanya karena cinta kepada Rasulullah dan Syekh Abdul Qadir, tapi juga karena cinta kepada ibunda beliau. Bahkan saya datang ke sini untuk mencari berkah dari para ibu, bukan sebaliknya,” kata dia.
Dalam penutup tausiyahnya, Syekh Afeefuddin turut mendoakan para tokoh perempuan di Indonesia, termasuk Gubernur Khofifah, serta mengenang jasa Raden Ajeng Kartini yang dianggap sebagai pelopor pendidikan dan pencerahan kaum perempuan.
“Saya tahu buku Kartini telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Kita doakan beliau bersama para pendiri Nahdlatul Ulama. Terima kasih kepada Ibu Khofifah, semoga Allah memberikan keberkahan bagi Indonesia dan khususnya Jawa Timur,” ujarnya.
Turut hadir dalam acara ini Ketua PW Muslimat NU Jawa Timur Masruroh Wahid, serta Ketua PWNU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin