LAMONGAN, RadarBangsa.co.id — Dalam upaya menekan angka kenakalan remaja di wilayah Kecamatan Kembangbahu, sinergi antara unsur keagamaan dan aparat kepolisian terus diperkuat. Bertempat di Mapolsek Kembangbahu, Selasa (11/6/2025), Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kembangbahu, Drs. H. Kono, M.Ag, bersama jajaran Penyuluh Agama Islam dan Kapolsek Kembangbahu IPTU Pras, menjalin kerja sama strategis berbasis pendekatan edukatif dan preventif kepada masyarakat.
Kepala KUA Kembangbahu, Drs. H. Kono, M.Ag menegaskan bahwa fenomena kenakalan remaja saat ini telah memasuki fase yang cukup memprihatinkan. Banyak anak usia sekolah yang mulai terlibat dalam pergaulan bebas, penyalahgunaan media sosial, hingga perilaku yang menjurus pada pelanggaran hukum.
“Kenakalan remaja bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi menjadi urusan semua pihak, termasuk lembaga keagamaan dan aparat penegak hukum,” ujarnya usai pertemuan koordinasi.
Ia menilai, pendekatan berbasis nilai-nilai keagamaan dapat menjadi benteng yang kuat dalam menjaga moralitas generasi muda.
“Melalui kegiatan penyuluhan agama, kami ingin menyentuh hati para remaja agar mereka kembali kepada nilai-nilai moral dan spiritual yang benar,” tambahnya.
Kono berharap kolaborasi lintas sektor seperti ini dapat terus digalakkan secara berkelanjutan, dan menjadi solusi konkret dalam membina karakter generasi muda yang positif dan bertanggung jawab.
“Kami berharap, upaya bersama ini menjadi solusi strategis dalam membina generasi muda yang tangguh, berakhlak mulia, serta bertanggung jawab secara sosial,” harapnya.
Sementara itu, Azizah Suryani, Penyuluh Agama Islam dari KUA Kembangbahu, juga menegaskan bahwa penyuluh agama memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual, khususnya kepada remaja yang rentan terhadap pengaruh negatif.
“Kami kerap terjun langsung ke sekolah-sekolah dan komunitas remaja untuk memberikan pembinaan spiritual dan nilai-nilai etika,” ungkapnya.
Menurutnya, perkembangan zaman menuntut para penyuluh untuk terus menyesuaikan diri dengan pendekatan yang lebih humanis dan relevan dengan dunia remaja.
“Penyuluh agama tidak bisa lagi hanya berdiri di mimbar masjid. Kita harus turun langsung ke lapangan, berdialog, dan mendengar keluh kesah para remaja,” tambah Azizah.
Ia juga menegaskan bahwa penyuluh agama harus mampu menjadi jembatan antara ajaran keagamaan dengan realitas sosial yang tengah dihadapi para generasi muda.
“Peran kami adalah menjembatani nilai agama dengan dinamika kehidupan remaja agar mereka tetap memiliki pegangan moral di tengah arus perubahan,” tegasnya.
Di sisi lain, Kapolsek Kembangbahu IPTU Pras menyambut baik kolaborasi ini. Menurutnya, penanganan kenakalan remaja tidak bisa hanya dilakukan dengan pendekatan hukum semata, namun juga memerlukan upaya edukatif dan pembinaan mental.
“Kami tidak ingin hanya melakukan tindakan hukum. Pencegahan jauh lebih penting, dan di sinilah kami butuh dukungan dari para penyuluh agama,” ujarnya.
IPTU Pras juga menyinggung beberapa kasus yang pernah ditangani oleh pihaknya, seperti balap liar, tawuran antar pelajar, hingga penyalahgunaan gawai dan media sosial yang berujung pada tindak pidana.
“Banyak remaja yang terjerumus karena minimnya bimbingan moral dari lingkungan terdekat,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa jajaran kepolisian siap mendukung penuh kegiatan penyuluhan agama yang menyasar kalangan remaja dan pelajar.
“Kami siap mendampingi setiap kegiatan penyuluhan agama, khususnya yang menyasar para pelajar dan remaja,” tegas IPTU Pras.
Pertemuan tersebut ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat sinergi lintas sektor sebagai bagian dari ikhtiar membina generasi muda yang lebih baik.
“Ketika agama dan hukum bersatu, kami yakin bisa melahirkan generasi yang berakhlak dan bertanggung jawab,” tutupnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin