JAKARTA, RadarBangsa.co.id – Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menilai bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto perlu meneladani pendekatan ekonomi Presiden ke-2 RI, HM Soeharto, dalam menghadapi tantangan perekonomian Indonesia saat ini.
Menurut Jerry, tim ekonomi era Soeharto merupakan barisan tokoh-tokoh hebat yang tidak hanya kuat dalam teori, tetapi juga cakap dalam praktik kebijakan dan diplomasi ekonomi. Ia menyebut tim ekonomi tersebut sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah pemerintahan Indonesia.
“Prabowo harus belajar dari mendiang Presiden Soeharto. Tim ekonominya saat itu sangat hebat,” kata Jerry saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Jakarta, Kamis (3/7/2025).
Ia menambahkan bahwa para teknokrat ekonomi di masa Orde Baru mampu membawa Indonesia keluar dari berbagai krisis, berkat kemampuan mereka membaca situasi global dan membuat langkah-langkah konkret yang berdampak besar. Menurutnya, hal seperti itu sudah jarang terlihat di masa sekarang.
Salah satu tokoh yang mendapat sorotan Jerry adalah Widjojo Nitisastro. Ia dikenal sebagai arsitek utama perekonomian Orde Baru dan berhasil menurunkan inflasi dari 600 persen menjadi hanya 10 persen. Widjojo pernah menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional pada 1971 hingga 1973 dan menjabat sebagai Menko Ekuin sekaligus Kepala Bappenas pada periode 1973–1978 dan 1978–1983.
Selain itu, Jerry juga menyebut JB Sumarlin, yang dijuluki Presiden Soeharto sebagai “kecil-kecil cabe rawit” karena ketegasannya dalam mengatur kebijakan fiskal negara. Sumarlin dikenal sebagai menteri yang sering turun langsung ke lapangan, bahkan menyamar, demi mengetahui kondisi riil ekonomi dan kinerja jajarannya. Ia juga merupakan anak didik Widjojo dan pengajar di Universitas Indonesia yang memimpin banyak proyek nasional strategis.
Tokoh lainnya yang disebut Jerry adalah Ma’rie Muhammad, yang berhasil membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga menyentuh angka 7,8 persen. Capaian itu menjadikan Indonesia dijuluki sebagai salah satu Macan Asia pada saat itu. Kemudian ada Radius Prawiro yang dikenal sebagai ahli dalam bidang fiskal dan moneter, serta Ali Wardhana yang tiga kali menjabat sebagai Menteri Keuangan dan mampu menjaga nilai tukar rupiah tetap kuat tanpa banyak bergantung pada utang luar negeri.
Jerry juga menyinggung peran penting Soemitro Djojohadikusumo, ayah dari Presiden Prabowo. Ia mengatakan bahwa Soemitro merupakan pakar ekonomi makro dan perdagangan internasional yang terkenal lewat gagasan “Sumitro Plan”. Rencana tersebut dirancang untuk memperkuat sektor industri nasional sekaligus mendorong perdagangan bilateral dan global Indonesia di era Soeharto.
Menurut Jerry, salah satu keunggulan kabinet Soeharto adalah efisiensi. Ia menegaskan bahwa saat itu tidak banyak jabatan wakil menteri, hanya ada lima menteri muda yang dinilai cakap dan bekerja secara maksimal tanpa membebani struktur pemerintahan.
Melihat kondisi utang Indonesia yang saat ini telah menyentuh angka Rp10 ribu triliun, Jerry mendorong Presiden Prabowo untuk segera mengambil langkah tegas dan cepat dalam mengelola ekonomi nasional.
“Situasi seperti ini butuh kebijakan ekonomi yang kuat, berani, dan berbasis data, bukan hanya retorika,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin