BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus memoles potensi wisata alamnya agar semakin dikenal dunia. Terbaru, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meluncurkan “Ijen Golden Route”, sebuah paket destinasi yang menelusuri beragam “hidden gem” di kawasan kaki Gunung Ijen—mulai dari wisata alam, kuliner khas, hingga penginapan bernuansa lokal.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat posisi Banyuwangi sebagai destinasi wisata berkelanjutan di ujung timur Pulau Jawa.
“Sejatinya kita sedang mempromosikan berbagai potensi wisata yang berkembang pesat di sekitar kaki Gunung Ijen,” ujar Bupati Ipuk Fiestiandani, Selasa (4/11/2025).
Kawasan kaki Gunung Ijen menawarkan panorama yang memadukan kesejukan udara pegunungan dengan lanskap hijau yang menenangkan. Berbagai destinasi alam di wilayah ini mulai menarik perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Salah satunya adalah Sendang Seruni di Desa Tamansari, dengan mata air jernih alami yang dipercaya memiliki khasiat menyegarkan tubuh. Ada pula Air Terjun Kalibendo, yang bisa dicapai lewat jalur trekking di tengah kebun cengkeh dan karet, menghadirkan pengalaman petualangan yang memanjakan mata dan telinga.
Tak jauh dari sana, Air Terjun Jagir menghadirkan daya tarik unik berupa tiga aliran air kembar yang berpadu menciptakan suasana eksotis khas Banyuwangi.
Selain alamnya, rute wisata ini juga memperkenalkan kekayaan kuliner khas Banyuwangi. Di kawasan Licin, misalnya, wisatawan bisa mencicipi ayam kesrut, menu legendaris di Warung Kanggo Riko, Desa Segobang.
Pecinta kopi pun dimanjakan oleh berbagai kafe instagramable di kawasan Taman Gandrung Terakota, yang menyuguhkan panorama seni patung gandrung berpadu dengan aroma kopi lokal.
“Beragam destinasi hidden gem ini wajib dicoba bagi yang ingin merasakan berwisata dengan kualitas eksklusif namun tetap terjangkau,” kata Ipuk.
Pertumbuhan wisata juga mendorong munculnya berbagai penginapan di sekitar Ijen. Dari villa bernuansa rustic, homestay bertema budaya Osing, hingga resort modern di tengah kebun kopi, semua menawarkan pengalaman menginap yang berpadu dengan alam.
Puluhan homestay masyarakat lokal menjadi daya tarik tersendiri, memungkinkan wisatawan berinteraksi langsung dengan warga, menikmati keramahan khas Osing, dan memahami nilai budaya setempat.
“Kami juga menyiapkan sejumlah atraksi wisata seperti bersepeda di jalur pedesaan, berjalan santai di perkebunan kopi, hingga trekking ringan di kaki Gunung Ijen,” tambah Ipuk.
Konsep Ijen Golden Route tidak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga mengusung semangat pariwisata berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal sebagai pelaku utama.
Banyuwangi juga rutin menggelar berbagai event bertaraf nasional dan internasional, seperti Tour de Banyuwangi Ijen, Ijen Green Trail Run, Jazz Gunung Ijen, hingga Ngopi Sepuluh Ewu.
Semua menjadi bagian dari strategi besar Banyuwangi untuk mengangkat Ijen Geopark sebagai destinasi berkelas dunia yang memadukan alam, budaya, dan pengalaman otentik.
“Ijen adalah harmoni sempurna antara alam, budaya lokal, dan wisata berkelanjutan. Keindahannya bukan hanya indah dilihat, tapi juga hangat dirasakan,” tutup Ipuk
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









