PROBOLINGGO, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meninjau langsung proses perbaikan infrastruktur di sekitar Sungai Kertosono, Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Kamis (19/6/2025). Peninjauan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pemerintah provinsi dalam mengantisipasi potensi banjir, khususnya menjelang musim hujan.
Perbaikan dilakukan melalui penataan alur sungai serta pemasangan bronjong di delapan titik pada tiga sungai di wilayah Kabupaten Probolinggo, yaitu Sungai Kertosono, Sungai Kedunggaleng, dan Sungai Laweyan. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko banjir serta memperkuat perlindungan terhadap infrastruktur penting di sekitar aliran sungai.
Gubernur Khofifah hadir bersama Wakil Bupati Probolinggo, Fahmi Abdul Haq Zaini, dan Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, Ir. Baju Trihaksoro. Dalam kunjungannya, Khofifah memantau langsung proses penataan alur sungai hingga pemasangan bronjong di kawasan yang kerap dilanda banjir rob.
“Pemasangan bronjong seperti ini juga dilakukan di berbagai daerah lain di Jawa Timur. Kami menerima banyak pengajuan dari kabupaten/kota terkait perbaikan infrastruktur sungai dan jembatan yang rusak akibat banjir besar. Di sini pun, perbaikan jembatan sudah dimulai,” ujar Khofifah.
Menurutnya, perbaikan infrastruktur sungai di Kabupaten Probolinggo mencakup pemasangan bronjong sepanjang total 367 meter dengan ketinggian antara 7 hingga 8 meter. Rinciannya, satu titik di Sungai Kertosono, enam titik di Sungai Kedunggaleng, dan satu titik di Sungai Laweyan. Selain itu, dilakukan pula penataan alur sungai sepanjang 30 meter di Sungai Kertosono.
Proyek ini ditargetkan selesai dalam waktu 75 hari dan menelan anggaran sebesar Rp9,05 miliar dari APBD Pemprov Jawa Timur.
“Insya Allah, pekerjaan ini bisa rampung pada Agustus mendatang,” ucap Khofifah optimistis.
Selain di Probolinggo, Khofifah menyebut bahwa proyek serupa juga tengah berjalan di sejumlah wilayah lain, seperti di Kabupaten Lumajang dan Jember. Di Lumajang, penanganan lebih menantang karena derasnya aliran material dari Gunung Semeru yang terus menerjang bronjong yang sudah dipasang.
“Wilayah Lumajang cukup berat, pagi dipasang bronjong, malamnya sudah terdorong lagi oleh material dari Semeru. Bentangannya luas dan memerlukan perhatian khusus,” jelasnya.
Sementara itu, di Kabupaten Jember, perbaikan difokuskan pada tanggul yang longsor di Kecamatan Tanggul.
“Setiap daerah memiliki tantangan berbeda. Namun Pemprov Jawa Timur berkomitmen menyelesaikan satu per satu permasalahan infrastruktur sungai, tentu bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota setempat,” tegas Khofifah.
Ia juga menyebut beberapa daerah seperti Pamekasan memerlukan pengerukan, sementara daerah lain membutuhkan pembangunan atau perbaikan jembatan dan tanggul.
“Kami terus bergerak ke berbagai daerah. Mohon doa dan dukungan dari semua pihak agar ikhtiar ini membawa kebaikan bersama,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, Ir. Baju Trihaksoro, menjelaskan bahwa banjir besar sempat terjadi di Desa Kalibuntu pada Februari 2025 lalu. Banjir tersebut merendam permukiman warga dan merusak satu gedung sekolah.
“Pemasangan bronjong ini sangat diperlukan untuk mengamankan bangunan sekolah dan mencegah dampak lebih besar dari potensi banjir. Kita juga berupaya melindungi sekitar 500 hektare lahan pertanian dari kerusakan,” ujarnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin