SURABAYA, RadarBangsa.co.id — Tantangan yang dihadapi media online di era digital menjadi pembahasan utama dalam pertemuan antara jajaran pengurus Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Jawa Timur dan Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Prof. Dr. Siti Marwiyah, S.H., M.H., di kampus Unitomo, Surabaya.
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Proklamasi tersebut dihadiri oleh jajaran pengurus inti SMSI Jatim, antara lain Ketua Sokip, S.H., M.H.; Sekretaris Tarmuji, S.Pd., M.I.Kom.; Bendahara Deny Prasetya; Wakil Ketua Bidang Advokasi Anggit Satriyo, S.H., M.Kn.; Wakil Ketua Bidang Riset M. Makruf, S.S., M.I.Kom.; Wakil Ketua Hubungan Antar Lembaga Imanuel Yosua, serta dua penasihat SMSI Jatim, Kanti Wiyono dan Makin Rahmat, S.H., M.H.
Sementara itu, jajaran Unitomo yang turut mendampingi rektor meliputi Wakil Rektor II Dr. Ir. Suyanto, M.M.; Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Dr. Zulaikha; dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Dr. Nuranafi Farni Syam.
Dalam dialog yang berlangsung hangat tersebut, Prof. Siti Marwiyah menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif SMSI Jatim yang dinilainya memiliki kepedulian besar terhadap perkembangan pendidikan dan dunia kampus.
“Saya merasa senang dan terhormat atas kunjungan ini. Kampus Unitomo selalu terbuka untuk bekerja sama dengan media, khususnya SMSI Jatim, dalam berbagai bidang. Apalagi, kami juga ingin informasi dan aktivitas di kampus cepat diketahui publik,” ujar Prof. Siti, yang juga dikenal sebagai adik kandung Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Prof. Dr. Mahfud MD.
Lebih lanjut, Prof. Siti mengungkapkan gagasannya untuk membentuk Pusat Studi Media Massa di Unitomo, sebagai upaya konkret untuk memberi kontribusi akademis terhadap perkembangan dunia media yang kini menghadapi berbagai tantangan berat.
“Keberadaan pusat studi ini diharapkan bisa memberi masukan berbasis kajian ilmiah kepada para pemangku kebijakan, serta menjadi ruang diskusi strategis untuk mendorong keberlangsungan media yang sehat, profesional, dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Ketua SMSI Jatim, Sokip, menanggapi positif usulan tersebut. Ia juga menilai, kampus Unitomo memiliki kapasitas yang baik dalam mendampingi peningkatan profesionalisme wartawan. Ia menyinggung peran Unitomo sebagai tempat pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang dinilainya telah berjalan dengan baik.
“Kami melihat Unitomo dapat menjadi mitra strategis SMSI Jatim, tidak hanya dalam pelatihan dan penguatan kapasitas wartawan, tetapi juga dalam kajian akademik terkait arah masa depan media siber di Indonesia,” kata Sokip.
Sementara itu, Sekretaris SMSI Jatim, Tarmuji Talmacsi, M.I.Kom., menyoroti tantangan media online dalam bersaing dengan media sosial yang seringkali tidak terikat oleh etika jurnalistik dan regulasi pers.
“Media massa wajib tunduk pada kode etik jurnalistik dan UU Pers, sementara media sosial tidak memiliki batas yang sama. Ini membuat arus informasi di media sosial kerap diwarnai oleh konten negatif, termasuk pornografi, yang tentunya tidak bisa diikuti oleh media resmi,” ujarnya.
Tarmuji juga menambahkan bahwa media sosial kini menjadi primadona bagi para pengiklan, sehingga secara bisnis media online kian terdesak. “Kondisi ini menyebabkan banyak media kesulitan bertahan, karena aliran pendapatan semakin tipis,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Siti mengaku sangat memahami realitas yang dihadapi media online. Ia menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung eksistensi media arus utama dengan menjajaki kerja sama formal. Salah satu langkah konkret yang akan diupayakan adalah penyusunan nota kesepahaman antara SMSI Jatim dan Unitomo.
“Dengan adanya MoU, kita bisa menjalin sinergi jangka panjang yang saling menguatkan. Kampus sebagai ruang intelektual, dan media sebagai saluran informasi publik, harus berjalan beriringan,” tegasnya.
Pertemuan ini menandai awal kolaborasi antara dunia akademik dan dunia media dalam menghadapi disrupsi informasi yang semakin kompleks. Baik SMSI Jatim maupun Unitomo sepakat untuk terus memperkuat kerja sama yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat luas, khususnya dalam menjaga kualitas informasi di ruang publik.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin