KENDAL, RadarBangsa.co.id — Kesedihan mendalam menyelimuti masyarakat di daerah pemilihan Jawa Tengah I setelah kabar duka wafatnya anggota DPR RI Alamuddin Dimyati Rois atau yang akrab disapa Gus Alam.
Warga menyatakan kehilangan besar atas sosok yang selama ini dikenal dekat dengan masyarakat dan aktif mengawal aspirasi dari akar rumput.
Gus Alam, politisi dari Fraksi PKB yang juga seorang kiai, meninggal dunia bersama asistennya dalam kecelakaan tragis di ruas Tol Pemalang-Batang pada Jumat kemarin.
Peristiwa di Km 315 wilayah Petarukan itu menjadi duka mendalam tak hanya bagi keluarga besar almarhum, tetapi juga masyarakat yang selama ini mengandalkannya sebagai wakil yang aktif turun ke lapangan.
“Beliau itu bukan tipe pejabat yang hanya muncul saat pemilu. Hampir tiap bulan ada kegiatan beliau di Kendal, Semarang, Demak, dan sekitarnya. Kalau ada masalah, kami bisa sampaikan langsung, dan biasanya ditindaklanjuti,” ujar Slamet, warga Kendal. Selasa 6 Mei 2025.
Sebagai putra dari ulama karismatik KH. Dimyati Rois, Gus Alam dikenal membawa nilai-nilai keagamaan dalam pendekatan politiknya. Selama empat periode berturut-turut menjadi anggota DPR RI, ia tak hanya aktif di parlemen tetapi juga rajin mendampingi masyarakat dalam kegiatan sosial dan keagamaan.
Bagi banyak kalangan, Gus Alam adalah jembatan antara umat dan negara. “Kami tidak melihat beliau hanya sebagai politisi, tapi juga sebagai guru dan panutan. Ketika mendengar beliau wafat, banyak warga langsung menggelar doa bersama secara spontan,” kata Nur Azizah, guru madrasah.
Meski ucapan belasungkawa berdatangan dari para tokoh nasional, termasuk Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal, duka masyarakat di akar rumput terasa lebih personal. Banyak yang mengenang interaksi langsung mereka dengan almarhum – baik saat reses, pengajian, maupun saat penyaluran bantuan sosial.
Kepergian Gus Alam menyisakan kekosongan yang terasa nyata di tengah masyarakat. “Kami hanya berharap, akan ada tokoh yang bisa meneruskan semangat beliau. Tapi terus terang, sosok seperti beliau jarang sekali ada,” tutur Sulaiman, tokoh masyarakat Kaliwungu.
Penulis : Rob
Editor : Zainul Arifin