SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan optimismenya bahwa Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) harus menjadi lokomotif inovasi dan hadir sebagai solusi konkret di tengah tantangan disrupsi teknologi yang kian pesat.
“Disrupsi teknologi telah mengubah lanskap dunia kerja secara signifikan. Banyak pekerjaan yang kini digantikan oleh mesin dan kecerdasan buatan,” kata Gubernur Khofifah saat menghadiri Gala Dinner bersama Majelis Senat Akademik PTN BH se-Indonesia di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (19/6) malam.
Menurutnya, PTN BH memiliki peran strategis dalam menjawab tantangan tersebut, termasuk menciptakan peluang kerja baru yang relevan dengan perkembangan zaman.
“PTN BH harus hadir sebagai garda terdepan dalam melahirkan inovasi dan solusi atas berbagai persoalan bangsa,” imbuhnya.
Sebagai contoh, Khofifah menyoroti pemanfaatan teknologi dalam sektor peternakan yang disaksikannya langsung saat mendampingi Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka di Blitar. Di sana, sebuah peternakan ayam petelur mampu mengelola 24 ribu ekor ayam hanya dengan tiga pekerja berkat sistem digitalisasi dan otomasi.
“Ini refleksi bahwa teknologi bisa menggantikan manusia jika kita tidak mampu beradaptasi. Maka dibutuhkan inovasi yang tidak hanya canggih, tetapi juga memberdayakan,” tegasnya.
Gubernur Khofifah menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menyikapi persoalan rendahnya serapan tenaga kerja akibat transformasi digital. Ia berharap forum Majelis Senat Akademik PTN BH dapat menghasilkan kolaborasi strategis antara kampus dan pemerintah daerah.
“Permasalahan masyarakat hari ini membutuhkan buah pikiran, inovasi, dan solusi dari para akademisi. Ini saatnya dunia kampus membuktikan bahwa mereka bukan hanya mencetak lulusan, tapi juga mampu menciptakan perubahan nyata,” ujarnya.
Khofifah juga menitipkan pesan agar forum ini dapat memaksimalkan konsep *kampus berdampak*, yaitu perguruan tinggi yang mampu memberikan hasil konkret dan terukur bagi masyarakat.
“Pemprov Jatim mendorong konsep Birokrasi Berdampak, di mana setiap program dan anggaran harus memiliki dampak langsung ke masyarakat. Prinsip ini juga saya harapkan bisa diterapkan di pendidikan tinggi: Kampus Berdampak dan Dikti Berdampak,” jelasnya.
Ia juga menyebut bahwa kolaborasi antara PTN BH dan pemerintah daerah harus tercermin dalam penguatan berbagai sektor, mulai dari pembangunan, pertumbuhan ekonomi, hingga kedaulatan pangan.
Pemprov Jatim sendiri saat ini fokus menyambungkan lulusan SMK langsung ke dunia kerja dan usaha agar dapat mandiri. Sementara untuk jenjang SMA, telah disiapkan program *SMA Double Track* untuk membekali siswa dengan keterampilan kerja.
“Hari ini kita ditantang untuk melahirkan inovasi, kreativitas, dan outcome baru yang mampu menjawab kompleksitas tantangan masyarakat, bangsa, dan negara,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dr. Martadi, selaku tuan rumah melaporkan bahwa forum tersebut diikuti 170 delegasi Majelis Senat dari 24 PTN BH se-Indonesia, dan berlangsung selama dua hari.
“Kami berharap forum ini bisa membahas berbagai isu strategis di dunia kampus serta persoalan di tengah masyarakat. Tema yang diangkat adalah *Mengkaji Ulang SPMB untuk Sinkronisasi dengan Sistem Pendidikan Dasar dan Menengah*,” jelas Martadi.
Wakil Ketua Majelis Senat Akademik PTN BH dari Universitas Andalas, Prof. Syafrizal, menambahkan bahwa forum ini merupakan wadah untuk mendampingi pimpinan dan rektor dalam menyampaikan kontribusi pemikiran strategis.
“Forum ini kami manfaatkan untuk membahas berbagai isu dan permasalahan yang terjadi di lingkungan kampus. Kegiatan senat akademik ini digilir setiap triwulan dan dilakukan secara rutin empat kali dalam setahun,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin