SURABAYA, RadarBangsa.co.id — Razia malam Halloween di Surabaya berubah menjadi sorotan publik setelah polisi menemukan sejumlah pengemudi dalam kondisi mabuk di kawasan Jalan Gubernur Suryo, Sabtu (1/11/2025) dini hari. Operasi yang digelar Satlantas Polrestabes Surabaya tersebut berlangsung selama dua jam, mulai pukul 00.55 hingga 02.00 WIB, dan berhasil mengungkap pelanggaran serius yang berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Dalam operasi itu, petugas melakukan pemeriksaan ketat terhadap kendaraan yang melintas di pusat kota. Selain memeriksa kelengkapan surat-surat seperti SIM dan STNK, polisi juga melakukan tes kadar alkohol di lokasi. Hasilnya, sejumlah pengemudi menunjukkan tanda-tanda pengaruh minuman keras dan ditemukan membawa berbagai jenis alkohol, mulai dari bir kemasan hingga arak tradisional.
Beberapa pengendara bahkan masih mengenakan kostum dan riasan khas pesta Halloween saat diperiksa. Polisi mencatat, sebagian dari mereka terindikasi dalam pengaruh alkohol berat sehingga harus dibawa ke pos untuk pemeriksaan lanjutan.
Kasatlantas Polrestabes Surabaya menegaskan, razia tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga keselamatan pengguna jalan serta menekan angka kecelakaan akibat pengaruh alkohol. “Kami tidak menunggu kecelakaan terjadi. Begitu ada indikasi pengemudi dalam kondisi mabuk, langsung kami tindak,” ujarnya.
Menanggapi temuan itu, Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, menyampaikan apresiasi terhadap langkah cepat kepolisian. Ia menilai tindakan tegas tersebut penting untuk menjaga ketertiban publik, terutama di malam-malam perayaan yang rawan pelanggaran.
“Kita tidak menolak hiburan, tapi kebebasan harus disertai tanggung jawab. Mengonsumsi alkohol hingga mabuk di jalan raya bukan sekadar pelanggaran, tapi ancaman nyata bagi keselamatan orang lain,” kata Lia, Minggu (2/11/2025).
Senator muda yang dikenal aktif menyuarakan isu sosial itu juga menyoroti fenomena meningkatnya pesta bertema budaya asing yang sering disalahgunakan oleh sebagian kalangan muda. Menurutnya, perlu ada edukasi publik tentang batas kebebasan dan pentingnya kesadaran hukum.
“Langkah tegas aparat patut didukung. Ini bukan soal mengekang gaya hidup, tapi melindungi hak hidup dan rasa aman masyarakat,” tegas putri tokoh Nahdlatul Ulama KH Maskur Hasyim tersebut.
Lia juga mengingatkan bahwa budaya pesta tidak boleh dijadikan alasan untuk melanggar norma sosial dan hukum. Ia mendorong pemerintah daerah serta komunitas anak muda untuk menciptakan kegiatan positif yang tetap menghibur tanpa mengandung risiko keselamatan.
Polrestabes Surabaya memastikan razia malam hari akan terus digencarkan, terutama menjelang musim perayaan akhir tahun. Fokus pengawasan meliputi kawasan hiburan malam, kafe, serta jalur protokol yang rawan pelanggaran lalu lintas.
Dengan penindakan rutin tersebut, aparat berharap masyarakat semakin sadar pentingnya keselamatan dan tanggung jawab dalam berkendara. Surabaya, kata Lia, harus menjadi contoh kota besar yang aman, tertib, dan beradab.
“Keselamatan publik harus menjadi prioritas. Jangan biarkan pesta sesaat mengorbankan masa depan,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin
