LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Pola makan tak hanya berdampak pada kesehatan fisik seperti jantung dan berat badan, tetapi juga berpengaruh pada kemampuan otak dalam mengingat dan menavigasi lingkungan. Temuan ini berasal dari studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Sydney dan dipublikasikan dalam International Journal of Obesity.
Penelitian tersebut mengamati dampak konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan gula olahan yang banyak ditemukan dalam makanan cepat saji ala Barat terhadap fungsi otak, khususnya bagian hippocampus. Hippocampus merupakan area penting dalam otak yang bertanggung jawab terhadap pembentukan memori dan navigasi spasial.
Untuk keperluan studi, para peneliti melibatkan 55 partisipan muda. Mereka diminta menyelesaikan tugas navigasi dalam labirin virtual yang dilengkapi penanda visual. Tujuannya adalah menemukan lokasi peti harta karun tersembunyi. Enam percobaan dilakukan, dengan penilaian akhir berdasarkan kemampuan peserta mengingat lokasi peti tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa partisipan dengan pola makan tinggi lemak dan gula memiliki kesulitan lebih besar dalam mengingat lokasi dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan seimbang. Uji daya ingat angka yang dilakukan secara terpisah juga menunjukkan tren serupa.
“Penelitian ini memberi kami bukti bahwa pola makan sangat memengaruhi kesehatan otak, bahkan di usia dewasa muda ketika fungsi kognitif seharusnya berada pada puncaknya,” kata Dr. Dominic Tran, peneliti utama dari Fakultas Sains, Sekolah Psikologi, University of Sydney.
Temuan ini memperkuat pentingnya menjaga pola makan sehat tidak hanya untuk aspek fisik, tetapi juga fungsi kognitif jangka panjang. Para ahli mengimbau masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih selektif dalam memilih asupan makanan sehari-hari guna menjaga ketajaman daya pikir.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin