BONDOWOSO, RadarBangsa.co.id — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendampingi Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka saat melakukan panen raya bersama petani kopi Ijen di Kebun Kopi Kalisat Jampit, Kabupaten Bondowoso, Selasa (24/6).
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid, jajaran Direksi PTPN, serta unsur Forkopimda Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Bondowoso.
Panen raya berlangsung di area Java Coffee Estate (JCE) seluas 3.530,77 hektare. Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan proses sortasi kopi dan dialog interaktif bersama para petani di kawasan perkebunan.
Di hadapan Wapres Gibran, Gubernur Khofifah menyampaikan optimisme bahwa Pemprov Jatim mampu memenuhi permintaan ekspor kopi melalui skema communal branding.
“Di Jawa Timur, kami menerapkan communal branding—di mana produk kopi dari berbagai daerah menggunakan identitas bersama. Ini memudahkan dalam memenuhi permintaan pasar ekspor, apalagi jika dikombinasikan dengan Kopi Kare Madiun, Kopi Wonosalam Jombang, dan Kopi Silo Jember,” jelas Khofifah.
Optimisme ini didukung oleh fakta bahwa Jawa Timur merupakan provinsi penghasil kopi terbesar keempat secara nasional, dan tertinggi di Pulau Jawa. Berdasarkan data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, produksi kopi Jatim pada 2024 mencapai 81.133 ton.
Meski demikian, Khofifah menyebut potensi ekspor belum sepenuhnya terpenuhi. Saat ini, sebagian besar ekspor masih mengandalkan kopi dari Madiun, Jombang, dan Jember.
“Karena itu, kami yakin produksi dari Bondowoso, yang dikenal sebagai ‘Republik Kopi’, bisa berkontribusi besar untuk memenuhi permintaan pasar global,” ujarnya.
Khofifah juga menyoroti tumbuhnya industri pengolahan kopi rumahan di Bondowoso, terutama di Kampung Arab. Di wilayah tersebut, kopi diolah dengan campuran jahe dan rempah-rempah, menyasar segmen pasar khusus.
“Di Bondowoso sudah banyak pilot project untuk processing. Ke depan, jika ada yang ingin mengembangkan pengolahan sendiri atau butuh akses pasar, Pemprov siap memfasilitasi,” tegasnya.
Gubernur Khofifah berharap, dengan potensi dan dukungan yang ada, arahan Wapres Gibran untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi petani lokal bisa terwujud.
“Ijen adalah salah satu wilayah penghasil kopi unggulan, bukan hanya di Jatim tapi juga nasional. Sesuai arahan Bapak Wapres, mari kita terus dorong peningkatan kesejahteraan petani,” pungkasnya.
Sementara itu, Wapres Gibran memberikan apresiasi kepada Pemprov Jatim atas kontribusinya dalam pengembangan kopi lokal. Ia menekankan pentingnya menjaga kualitas dan meningkatkan kuantitas produksi kopi nasional.
“Kopi Indonesia sudah dikenal di dunia. Kita produsen kopi terbesar keempat secara global. Kualitas harus terjaga dan kuantitasnya mencukupi kebutuhan dunia,” ujar Gibran.
Ia juga menitipkan harapan khusus kepada Gubernur Khofifah agar sektor pertanian dan perkebunan di Jawa Timur terus ditingkatkan.
“Pertanian dan perkebunan di Jatim luar biasa. Saya harap ini bisa terus didorong, sesuai visi dan misi Pak Presiden demi kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya.
Menariknya, Wapres Gibran turut mempromosikan kenikmatan kopi Ijen. Meski bukan penikmat kopi karena memiliki gangguan asam lambung—berbeda dengan Presiden Prabowo yang dikenal penggemar kopi—ia mengaku kopi Bondowoso terasa aman dan nyaman di lambungnya.
“Saran saya, coba kopi Ijen tanpa gula, sesuai saran Ibu Gubernur. Rasanya aman, nyaman di lambung. Ini kopi Indonesia yang patut dibanggakan,” tutup Gibran.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin