LAMONGAN, RadarBangsa.co.id — Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 resmi ditutup. Penutupan dilakukan oleh Inspektur Daerah Militer (Irdam) V/Brawijaya Brigjen TNI Ramli bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, di Desa Kebalankulon, Kecamatan Sekaran, Rabu (4/6/2025).
Selama satu bulan, program terpadu lintas sektoral ini berhasil melaksanakan sejumlah pembangunan fisik maupun non-fisik yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.
Bupati Lamongan yang akrab disapa Pak Yes menyampaikan bahwa kolaborasi antara TNI dan Pemkab Lamongan dalam TMMD ke-124 tidak akan berhenti sampai di sini. Ia memastikan, pembangunan infrastruktur akan terus berlanjut demi mendorong kesejahteraan masyarakat secara merata.
“Akan ada perawatan lanjutan seperti normalisasi waduk-waduk. Infrastruktur jalan menuju Manyar juga telah kami koordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pembangunan ini tidak hanya berdampak bagi Kebalankulon, tetapi juga akan mengimbas ke wilayah sekitar,” ujar Pak Yes.
Ia menambahkan, semangat gotong royong dan hasil pembangunan yang telah dicapai melalui TMMD diharapkan menjadi pemicu kemajuan desa-desa lainnya.
Sementara itu, Brigjen TNI Ramli mengapresiasi sinergi antara Kodim 0812 Lamongan dan Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam menjawab kebutuhan riil masyarakat melalui TMMD.
“Penutupan TMMD ke-124 di Jawa Timur ini melibatkan berbagai program, mulai dari pengaspalan, rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), hingga pembangunan saluran air. Di Lamongan, kegiatan yang menonjol antara lain rabat beton, RTLH, dan irigasi,” ungkap Brigjen Ramli.
Ia menjelaskan, meskipun saluran air yang dibangun saat ini difungsikan oleh warga Kebalankulon, namun dampaknya juga akan dirasakan oleh desa-desa di wilayah timur Kebalankulon, terutama saat musim kemarau.
Selama pelaksanaan TMMD, tercatat sejumlah capaian pembangunan fisik, antara lain Rabat beton sepanjang 690,2 meter dengan lebar 4 meter dan tinggi 20 cm, Pembangunan jalan poros desa sepanjang 137,5 meter dengan lebar 4,5 meter dan tinggi 15 cm, Rehabilitasi rumah tidak layak huni dan pembangunan MCK sebanyak 10 unit, Pembangunan tembok penahan tanah (TPT) sepanjang 75 meter, lebar 50 cm, dan tinggi 1,5 meter, Pembangunan fasilitas lapangan olahraga, Pembangunan irigasi perpompaan (Irpon) di lima titik.
Tak hanya fisik, program non-fisik juga dijalankan untuk memberdayakan masyarakat. Di antaranya penyuluhan budidaya ikan lele, distribusi 2.000 ekor benih lele, sosialisasi pangan terpadu, pelayanan perizinan usaha (NIB), serta 28 kegiatan edukatif lainnya.
Brigjen Ramli berharap hasil pembangunan tersebut dapat dijaga bersama untuk manfaat jangka panjang. Ia menekankan pentingnya partisipasi masyarakat agar program seperti TMMD mampu memberikan dampak nyata bagi pengentasan kemiskinan.
“Program ini tak akan berhasil jika hanya didukung oleh pemerintah dan TNI. Perlu ada keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga dan memanfaatkan hasil pembangunan,” tegasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin