GUNUNGKIDUL, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bersama Pemerintah Daerah DIY dan sejumlah mitra secara resmi mencanangkan Gerakan Urupke (Urgensi Rasio Elektrifikasi untuk Pengentasan Kemiskinan) pada Senin (23/6/2025), bertempat di Kalurahan Bedoyo, Kapanewon Ponjong. Dalam pencanangan tersebut, secara simbolis dilakukan penyerahan bantuan akses listrik kepada lima perwakilan penerima manfaat.
Gerakan Urupke merupakan inovasi kolaboratif yang melibatkan Dinas PUPESDM DIY, PLN, pelaku usaha sektor tambang, serta masyarakat. Tujuannya adalah mendorong pemerataan akses listrik yang aman, terutama bagi warga yang selama ini masih menggunakan sambungan tidak resmi atau “nyalur”.
Kepala Dinas PUPESDM DIY, Ana Rina Herbranti, mengungkapkan bahwa meskipun rasio elektrifikasi di DIY telah mencapai 99,99 persen, masih terdapat lebih dari 4.670 rumah tangga yang belum memiliki akses listrik legal dan aman.
“Sebagian masyarakat masih menyalur atau menyambung listrik dari tetangga. Ini sangat berisiko terhadap keselamatan dan erat kaitannya dengan isu kemiskinan ekstrem,” jelas Ana.
Ia menekankan pentingnya keterlibatan sektor swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Sejumlah perusahaan pemegang izin tambang di wilayah Bedoyo telah menunjukkan komitmen nyata melalui dukungan sambungan listrik bagi rumah-rumah warga.
Dari total 35 rumah penerima manfaat, bantuan sambungan listrik berasal dari:
PT Sugih Alamanugroho: 4 unit
PT Anindya Mitra Internasional: 9 unit
PT Supersonic: 2 unit
CV Bahtera Usaha Sejati: 2 unit
Pegawai PLN melalui program Light Up The Dream: 18 unit (tersebar di Kapanewon Gedangsari, Nglipar, Wonosari, Playen, dan Patuk)
Asisten Perekonomian Sekda DIY, Tri Saktiyana, dalam sambutannya menekankan pentingnya listrik sebagai syarat dasar menuju transformasi digital.
“Kita tidak bisa bicara soal AI atau internet jika listrik saja belum masuk rumah. Gerakan Urupke bukan hanya menyalakan lampu, tetapi juga menyalakan masa depan,” ujar Tri.
Ia juga mengapresiasi upaya proaktif PLN dan Pemkab Gunungkidul dalam menyisir wilayah-wilayah yang belum teraliri listrik aman.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa akses listrik tidak sekadar soal penerangan, melainkan simbol harapan baru bagi pendidikan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Di balik terangnya lampu, ada harapan. Ketika rumah sudah bisa mengakses listrik mandiri, maka kesempatan untuk belajar, berusaha, dan hidup lebih layak akan semakin terbuka,” tegas Endah.
Ia menambahkan, pemerintah daerah tidak menutup mata atas ketimpangan akses yang masih terjadi. Meski sebagian besar wilayah telah teraliri listrik, masih terdapat warga yang membutuhkan bantuan melalui semangat gotong royong.
“Gerakan Urupke menjadi jawaban atas semangat pembangunan yang merata hingga ke pelosok. Saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi melalui CSR maupun program Light Up The Dream. Ini bukti nyata bahwa kita bisa bergerak bersama melawan kemiskinan ekstrem,” tambahnya.
Endah juga menegaskan bahwa gerakan ini sejalan dengan visi besar Pemkab Gunungkidul untuk mewujudkan Gunungkidul Raya yang Adil, Makmur, Lestari, dan Berkeadaban.
“Ini bukan sekadar program kelistrikan, tapi bagian dari perjuangan untuk menghapus kemiskinan ekstrem dan menghadirkan keadilan sosial. Pembangunan harus menjangkau hingga dusun-dusun, bukan hanya kota,” tegasnya.
Pencanangan Gerakan Urupke menjadi langkah awal menuju elektrifikasi 100 persen secara aman di Gunungkidul. Gerakan ini diharapkan terus berkembang dan menjadi contoh kolaborasi lintas sektor dalam menjawab kebutuhan dasar masyarakat dengan semangat gotong royong.
Penulis : Paiman
Editor : Zainul Arifin