KENDAL, RadarBangsa.co.id – Polda Jawa Tengah buka suara soal pernyataan terkait 11 organisasi kemasyarakatan (ormas) yang disebut terafiliasi dengan aksi premanisme.
Pernyataan itu sebelumnya menuai keberatan dari sejumlah pihak, termasuk ormas dan perguruan silat.
Wakapolda Jateng Brigjen Pol Latif Usman menyampaikan klarifikasi tersebut usai menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Gudang Ketahanan Pangan di Boyolali, Kamis lalu.
“Kami ingin meluruskan. Dalam pernyataan kami sebelumnya disebutkan ada 11 ormas yang terafiliasi premanisme. Yang dimaksud bukan organisasinya, tapi oknum-oknum yang mengaku dan menggunakan atribut dari ormas tersebut,” kata Latif. Sabtu (8/6/2025).
Latif menegaskan, pihaknya tidak pernah berniat menggeneralisasi ormas-ormas tersebut sebagai pelaku aksi premanisme. Ia pun menyampaikan permintaan maaf kepada pihak-pihak yang merasa tersinggung.
“Saya mohon maaf apabila ada kelompok ormas ataupun perguruan pencak silat seperti Pagar Nusa, PSHT, dan lainnya. Sekali lagi, yang dimaksud adalah oknumnya, bukan organisasinya,” tegasnya.
Ia juga menyoroti potongan video konferensi pers yang beredar di media sosial dan dinilai menimbulkan kesalahpahaman karena tidak menampilkan konteks secara utuh.
“Dalam pengungkapan kasus, ada kelompok dan individu yang kami tindak. Jadi penting dipahami secara menyeluruh agar tidak menimbulkan salah tafsir,” ujarnya.
Polda Jateng, lanjut Latif, tetap berkomitmen memberantas aksi premanisme di wilayahnya. Ia menyebut peran serta seluruh elemen masyarakat, termasuk ormas, sangat dibutuhkan dalam menjaga keamanan dan ketertiban.
“Mari kita berkomitmen bersama, bahwa premanisme harus diberantas. Dengan begitu, stabilitas keamanan bisa terjaga, pembangunan dan investasi pun bisa berjalan,” pungkasnya.
Penulis : Rob
Editor : Zainul Arifin